Dua Tokoh NU Berbeda soal Kasus UAS, Gus Umar ke Gus Nadir: Bahasamu Kurang Elok Bro!

Dua Tokoh NU Berbeda soal Kasus UAS, Gus Umar ke Gus Nadir: Bahasamu Kurang Elok Bro!

Pencekalan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Pemerintah Singapura ditanggapi berbeda dua tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU). Keduanya adalah Nadirsyah Hosen dan Umar Hasibuan.

Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir meminta umat muslim menghargai kedaulatan setiap negara. Utamanya terkait aturan yang berlaku di Singapura.

“Pelajaran hidup: kita hidup di dunia tidak sendirian. Harus saling menghormati,” tulis Gus Nadir dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Kamis (19/5).

Menurut dosen Monash University itu, umat Islam yang mayoritas di Indonesia seharusnya menghargai keyakinan agama lain. Sebab, bukan tidak mungkin kejadian tidak mengenakkan akan dialami muslim yang menjadi minoritas di negara lain.

“Jangan hanya karena di kampung kita mayoritas terus seenak udel merendahkan keyakinan orang lain. Begitu menyeberang ke kampung tetangga, dimana kita jadi minoritas, baru paham rasanya sakit hati kan?” ungkapnya di akun @na_dirs.

Unggahan Gus Nadir itu langsung dikomentari Umar Hasibuan. Gus Umar menilai dalam kasus pencekalan UAS, negara harus turun tangan membantu warganya.

“Bhsmu kurang elok bro. Kita bicara pedoman warga dan negara. Setiap warga negara yg ditolak msk ke negara lain mustinya negara membantu krn kewajaiban negara melindungi warganya,” balasnya di akun @UmarHasibuan70_.

Seperti diketahui, melalui akun media sosialnya, UAS membenarkan dirinya telah dideportasi oleh Imigrasi Singapura. UAS menyebut bahwa kedatangannya ke Singapura untuk liburan bersama keluarga dan sahabatnya.(fajar/zul)

Sumber: