Sebut Foto Jokowi dengan Biden Seperti Guru Marahi Murid, Said Didu Dibalas Dokter Eva
Melalui akun Twitter pribadinya, Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menyindir foto Joko Widodo dengan Joe Biden agar dihapus karena seperti seorang guru yang memarahi murid.
"Berharap foto ini hilang atau dihapus karena seakan seorang guru marahi muridnya karena bawa contekan," ucap Said Didu dikutip dari @msaid_didu pada Sabtu (14/5).
Kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat untuk mengikuti rangkaian forum KTT khusus ASEAN-AS memang menjadi sorotan masyarakat.
Dalam sesi kunjungannya, terjadi momen unik sebuah foto yang memperlihatkan Jokowi sedang berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Foto tersebut memperlihatkan, lengan kanan Joe Biden menunjuk ke arah Jokowi yang sedang memegang secarik kertas.
Cuitan Said Didu kemudian direspon langsung oleh Dokter Eva Sri Diana Chaniago.
Dokter Eva mengatakan, jika kekurangan seperti itu tidak harus menjadi penghalang bagi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin bukan didasari dari berdiplomasi atau IQ tinggi, melainkan kecintaannya terhadap rakyat.
"Kekurangan seperti ini harusnya tidak menjadi halangan seorang menjadi pemimpin yang dibangga rakyatnya,'Jika semua kebijakanya Pro Rakyat'." ucap Dr Eva dikutip dari @_Sridiana_3va.
"Pemimpin yang dicintai itu bukan karena kehebatanya berdiplomasi or IQ tinggi, tapi kecintaanya terhadap rakyat, memberikan hal yang terbaik hanya untuk rakyat," sambungnya.
Dalam sesi pertemuan KTT ASEAN-AS, Jokowi menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga.
Menurut Presiden Jokowi, perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia.
“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Jokowi, Jumat (14/5) waktu setempat.
Perang di Ukraina telah memperburuk ekonomi dunia, dengan meningkatnya harga pangan, energi, sehingga memicu inflasi. Hal itu sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di negara berkembang dan kurang berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: