Memiliki Penyakit Kulit Serius, Kondisi Pria di Brebes Memprihatinkan

Memiliki Penyakit Kulit Serius, Kondisi Pria di Brebes Memprihatinkan

Kondisi S (59) warga Desa Banjaranyar Kecamatan Brebes yang memiliki penyakit kulit serius sangat memprihatinkan dan butuh uluran tangan. Saat ini, dirinya hanya terbaring menahan sakit di tempat tidurnya. 

Ditemui di rumahnya, kepada wartawan, istri S, R (51) menuturkan, penyakit kulit yang diderita suaminya sudah terjadi sejak lama. 

Awal mulanya ada tahi lalat di pelipis mata. Lantaran terasa gatal dan sering digaruk hingga akhirnya lecet. Kemudian, makin lama pecah dan berubah seperti getah timun. 

Saat diperiksa ke rumah sakit, yang bersangkutan disarankan langsung dirujuk ke RS Karyadi, Semarang untuk dilakukan operasi yang pertama pada November 2018 lalu. 

Bahkan, mata kiri suaminya terpaksa diambil karena rusak digerogoti penyakit tersebut. 

"Pada tahun 2018 lalu, dioperasi ambil mata sebelah kiri. Operasi lagi yang kedua kali, terus disarankan operasi ketiga kalinya, tapi suami saya tidak mau, akhirnya menjalar ke mata sebelah kanan hingga makin memburuk," ungkapnya. 

Diungkapkannya, saat operasi pertama suaminya mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 20 hari. Sedangkan saat operasi kedua, suaminya dirawat selama 10 hari. 

Saat itu, dokternya menyarankan untuk menjalani operasi yang ketiga, tetapi tidak dilakukan karena terkendala biaya operasional. 

"Meski ada kartu KIS namun saya tidak ada biaya untuk keperluan selama di rumah sakit. Untuk beli kassa steril saja, saya tidak mampu. Kalau pun kerja, saya paling kerja serabutan," ucapnya. 

Ditambahkannya, kondisi suaminya semakin parah setelah menghentikan kontrol dan operasi ketiga. 

Akibatnya, setengah wajah bagian atas sang suami kulitnya digerogoti penyakit. Bahkan, karena terlalu lama menahan rasa sakit itu suaminya mulai malas makan sehingga membuat fisiknya terlihat kurus. 

"Bapak tetap gak mau berobat, alasannya gak punya biaya operasional karena lama gak kerja," terangnya. 

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan membutuhkan sejumlah perlengkapan medis. Seperti, kasa steril, kassa gulung, salep, sarung tangan dan lainnya. 

Perawatan itu, dilakukan setiap sore hari agar luka di bekas operasi tidak infeksi. Sedangkan, kebutuhan sehari-harinya, ia mengandalkan anaknya yang bekerja sebagai pelayan warteg. 

Sumber: