Baru Diucapkan Jokowi, Larangan Ekspor CPO Sebabkan Harga Sawit Anjlok Rp700 Per Kilogram

Baru Diucapkan Jokowi, Larangan Ekspor CPO Sebabkan Harga Sawit Anjlok Rp700 Per Kilogram

Harga tandan buah segar (TBS) sawit terus anjlok dan mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir. Kini, harga TBS hanya Rp700 per kilogram.

Ironisnya, anjloknya harga itu terjadi justru seminggu menjelang lebaran. Padahal sebelum pengumuman kebijakan pelarangan ekspor crude palm oil (CPO), harganya sempat mencapai Rp3.700 per kilogramnya

Salah seorang petani petani sawit di Kecamatan Rimbo Ulu, Budi (35), mengatakam harga TBS dalam 3 hari ini terus turun. Bahkan, Minggu (24/4) lalu, sudah mencapai Rp1.200 per kilogram.

Namun sebagaimana yang dikutip dari jambiindependent.co.id, Selasa (26/4) siang, harga TBS terus anjlok hingga menyentuh angka Rp700 per kilogramnya.

"Turun drastis, kemarin harganya Rp1.200. Siang ini (kemarin,red) saya mau manen, tengkulak cuma sanggup beli Rp700, tidak tahu harus bagaimana lagi," ujar Budi.

Budi menambahkan, jika harga Rp700, dirinya hanya bisa mendapatkan setengah dari harga karena harus dikurangi upah manen yaitu Rp30 ribu per kwintal.

"Kalau harga segini, mau nggak mau harus bagi 2 dengan upah panen yaitu Rp300 per kilogram," ungkap Budi. 

Menurut Penampung Sawit di Kabupaten Kaur, Imanta, kabar turunnya harga TBS Sawit setelag Pabrik Crude Palm Oil (CPO) laporkan harga turun dan disampaikan pada malam hari. 

Dia mencontohkan, buah sawit diambilnya dari petani pagi hari dengan harga Rp2.900 per kilogram. Saat diantar ke pabrik pada malam harinya, terjadi penurunan harga beli pabrik ke penampung dengan harga Rp1.300 per kilogram.

“Turunnya harga buah ini pada Minggu 24 April 2022 malam. Kami sama sekali tidak mengetahui, sedang buah dari petani tidak sedikit jumlahnya yang kami tampung,” keluhnya.

Imanta menambahkan ada 4 mobil truk berisi TBS sawit dengan total berat lebih kurang 32 ton yang dibelinya dari petani dengan harga Rp2.900 per kilogram dengan total Rp92.800.000.

Namun dengan terjadinya penurunan harga beli dari pabrik sebesar Rp1.600 per kilogram, menyebabkan kerugian yang dialaminya mencapai Rp51.200.000.

Turunnya harga sawit ini juga dirasakan sopir truk pengangkut buah sawit ke pabrik. Sebab pengumpul sawit lebih memilih menjual sawit menggunakan mobil kecil demi menghemat pengeluaran ongkos angkut. (wan/zen)

Sumber: