Anies Baswedan Diserang Kasus Nenek Hindun, Tatak Ujiyati Sebut Propaganda Jahat Ayat Mayat

Anies Baswedan Diserang Kasus Nenek Hindun, Tatak Ujiyati Sebut Propaganda Jahat Ayat Mayat

Anies Baswedan masih selalu diserang dengan isu hoaks yang berbau SARA. Salah satu isu SARA hoaks adalah terkait larangan salat untuk jenazah nenek Hindun yang merupakan pendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta.

Diketahui, pada tahun 2017 lalu, nenek Hindun binti Raisman (78) adalah warga Karet Setiabudi, Jakarta Selatan. 

Almarhum merupakan pendukung Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tidak berselang lama, sebelum Pilkada digelar, nenek Hindun meninggal dunia. 

Isu berkembang, warga menolak mensalatkan dan mengurus jenazah nenek Hindun. Bahkan sebuah spanduk menyebut larangan mensalatkan pendukung penista agama.

Padahal, kabar tersebut hoaks. Faktanya jenazah nenek Hindun dialatkan dan dibantu oleh relawan Anies Baswedan waktu itu.
 
Anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Tatak Ujiyati menyebut, Anies Baswedan adalah korban propaganda isu SARA waktu pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu.

“Anies adalah korban propaganda jahat ayat mayat di Pilkada Jakarta,"  
ujar Tatak Ujiyati melalui akun Twitter-nya @tatakujiyati, Senin (25/4). 

Menurutnya, haters menggunakan jenazah nenek Hindun sebagai proxy kampanye negatif untuk menyerang Anies. 

"Yang katanya jenazah tak disholatkan, faktanya disholatkan. Yang katanya ditolak, faktanya justru relawan Anies yang bantu Ambulance,” tulis Tatak.

Tatak mengatakan bahwa Anies saat itu memberikan bantuan untuk mengurus jenazah nenek Hindun. Meskipun saat itu, nenek Hindun pendukung Basuki Tjahjat Purnama atau Ahok.

“Terhadap pendukung Ahok, Anies tetap mengulurkan bantuan. Bantu mengurus jenazah nenek Hindun dan antar ke pemakaman dengan ambulance. Bagi relawan Anies, tak ada kata lawan politik untuk alasan kemanusiaan. Siapapun butuh bantuan akan dibantu,” ucapnya.

Dia menilai, hoaks itu sengaja diangkat kembali untuk menyerang Anies Baswedan. Walaupun polisi telah membantah hoaks tersebut.

“Baru saja dibahas oleh mas @ismailfahmi. Bagaimana hoaks kasus Nenek Hindun bermula. Diangkat oleh akun pembenci, diangkat oleh media nasional, digoreng oleh media buzzer. Sampai sekarang jadi propaganda menyerang Anies. Walau polisipun sudah membantah,” paparnya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan sudah membantah kabar itu.

Iwan mengaku, hal tersebut sudah ditanyakan langsung oleh pihak keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: