Tak Pernah Jalin Komunikasi, BEM SI Kecewa Tuntutan Mahasiswa Tertutupi Kasus Ade Armando
Gara-gara kasus Ade Armando, tuntutan mahasiswa di aksi 11 April menjadi tertutupi. BEM SI juga tidak tahu Ade Armando ikut hadir di depan Gedung DPR.
BEM SI kecewa dan menyayangkan terjadinya kasus pemukulan itu. Sebab, kejadian pengeroyokan ini membuat esensi aksi kemarin menjadi terpinggirkan.
Mereka juga menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam aksi pengeroyokan terhadap Ade Armando. Koordinator BEM SI, Kaharudin mengatakan, pihaknya tidak pernah menjalin komunikasi dengan Ade Armando, dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
Kendati demikian, BEM SI tetap menyayangkan pengeroyokan terjadi. “Pertama, kita tidak tahu ada Ade Armando hadir dalam agenda aksi kemarin."
"Dan kedua, terkait tentang kekerasan tentu kita menyayangkan itu terjadi,” ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (12/4).
“Kami tegaskan, terkait pengeroyokan Ade Armando tidak ada kaitannya dengan BEM SI, bukan dari kelompok mahasiswa,” jelasnya.
“Karena setelah diterima kajian dan tuntutannya kita tarik mundur massa aksi karena risiko chaos tinggi saat itu,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga menyayangkan adanya kejadian pengeroyokan yang membuat esensi aksi kemarin menjadi terpinggirkan.
Padahal, kajian dan tuntutan yang telah diterima itu masih harus dikawal agar betul-betul dijalankan oleh pihak-pihak terkait.
“Padahal, substansi dan tuntutan kami diterima oleh pimpinan DPR, tapi malah tertutupi dengan adanya peristiwa yang terkait Ade Armando,” jelasnya.
Kahar juga mengatakan, pihaknya tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut. Menurutnya, massa aksi dari BEM SI sudah mulai membubarkan diri usai penyampaian tuntutan dan kajian terhadap pimpinan DPR.
Sementara itu, kerusuhan justru terjadi ketika massa dari BEM SI mulai bergerak mundur. Ia mengatakan hal tersebut dipicu oleh sejumlah peserta aksi yang belum ingin membubarkan diri, meski tuntutannya sudah disampaikan. (pojoksatu/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: