Nenek 65 Tahun di Kabupaten Tegal Hidup Sebatangkara Dalam Rumah 3x4 Meter di Kaki Gunung Slamet

Nenek 65 Tahun di Kabupaten Tegal Hidup Sebatangkara Dalam Rumah 3x4 Meter di Kaki Gunung Slamet

Nenek Harti (65), warga Desa Padasari Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal sehari-hari tinggal di dalam rumah berukuran 3x4 meter di lahan milik kerabatnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, nenek Harti ini mendapat bantuan dari warga dan pemerintah melalui program BPNT-PKH dan bansos dari Dinas Sosial.

Kades Padasari, Mashuri mengatakan awalnya nenek Harti di Desa Padasari memiliki tanah dan rumah. Karena pada waktu itu ingin berhijrah bersama saudaranya ke Purwadadi.

Tapi rupanya nasib belum berpihak padanya, justru nenek Harti di Purwadadi tidak bisa merubah nasibnya. Sehingga terpaksa pulang lagi ke tanah kelahirannya di Desa Padasari.

"Dulunya nenek Harti punya tanah dan rumah tapi dijual untuk mengubah hidup di Purwadadi bersama saudaranya," katanya.

Karena selama di Purwadadi tidak kunjung berubah, tambah Mashuri, nenek Harti kembali ke kampung halamannya di Desa Padasari. Karena sudah tidak memiliki apa-apa, akhirnya menempati tanah milik saudaranya 3x4 meter untuk dibangunkan rumah tanpa MCK.

Pihak desa melihat ada warganya yang hidup sebatangkara, bersama warga lainnya akhirnya membantu nenek Harti dengan cara memperbaiki tempat tinggalnya. Pihak desa sudah memberikan bantuan sosial.

Bahkan dari kantong pribadi kades, telah dibelikan semen dan pasir untuk memplester rumahnya nenek Harti. "Alhamdulillah rumahnya nenek Harto sudah di plester, tinggal menunggu uluran tangan warga lain untuk membuatkan mandi cuci kakus (MCK)," tambahnya.

Sementara itu, nenek Harti mengaku, saat ini dirinya hidup sebatang kara dengan tinggal di rumah ukuran 3x4 meter di atas tanah milik warga yang mengizinkan.

Selain itu, dirinya yang hidup sendirian dengan makan seadanya sering dibantu warga. Mulai  dari kebutuhan makan dan apabila sedang sakit tetangga yang merawatnya.

Alhamdulillah sampai saat ini dirinya juga mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti BPNT-PKH dan bansos lainnya. Awalnya dirinya ingin ikut saudara di Purwadadi namun disana tidak bisa apa-apa dan dirinya memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya. (guh/zul)

Sumber: