Ganjar Kunjungi Agung Rai Museum of Art, Kenang Kunjungan Obama Hingga WS Rendra

Ganjar Kunjungi Agung Rai Museum of Art, Kenang Kunjungan Obama Hingga WS Rendra

Museum identik dengan tempat menyimpan dan memamerkan barang-barang masa lampau dan bersejarah. Jumlah museum di Indonesia pun cukup banyak. 

Hampir setiap daerah memiliki museum dengan keunikan masing-masing. Maka sudah pasti banyak juga ilmu pengetahuan yang bisa didapatkan dari museum-museum itu.

Namun dari sekian banyak museum yang tersebar seantero negeri, tidak banyak yang memiliki konsep menarik dan membuat pengunjung merasa betah. 

Baik sekedar melihat maupun berlama-lama menikmati koleksi barang, belajar, dan bercengkerama.

Di Ubud, Bali, ada satu museum yang menarik yaitu Agung Rai Museum of Art (ARMA). 

Daya tariknya bahkan mampu membawa para seniman, budayawan, dan pesohor negeri dan dunia untuk datang berkunjung. 

Seorang tokoh yang belakangan berkunjung ke Agung Rai Museum of Art adalah Ganjar Pranowo. 

Gubernur Jawa Tengah itu berkunjung usai mengikuti arahan Presiden Joko Widodo di Bali.

"Ini ngobrol di museumnya Pak Agung Rai. Ternyata yang datang ke sini adalah orang-orang yang sangat penting. Para seniman, budayawan, menurut saya hebat. Ternyata Obama pernah ke sini, Pak Habibi pernah ke sini, Mas Willy Rendra pernah ke sini, dan Pak Omar Kayam. Jadi teman teman, teman saya Pak Taufik Razen juga pernah," ujar Ganjar Pranowo saat berada di Agung Rai Museum of Art, Ubud, Bali, Jumat (25/3).

Ganjar berkunjung ke Agung Rai Museum of Art dengan ditemani istri, Siti Atikoh. Mengenakan udeng di kepala dan baju warna putih, Ganjar terlihat sangat menikmati saat berkeliling tiap sudut museum. 

Berbagai koleksi karya seni rupa dan konsep dari museum itu membuat Ganjar terkesima.

"Museumnya dikonsep bagus. Karena ini living museum jadi betul-betul hidup. Ada tempat menginapnya dan dia (Agung Rai) bercerita bagaimana lukisan-lukisan yang ada itu didapatkan dari banyak tempat. Lalu ada orang luar yang tinggal di sini, bahkan ada lukisan di sini yang ternyata ada di luar dan dibeli," tutur Ganjar.

Selama berada di museum yang diresmikan pada 9 Juni 1996 itu, Ganjar juga sempat berdiskusi dengan startup anak-anak muda, mahasiswa, dan para seniman. 

Salah satu poin penting dari diskusi itu mengenai tantangan muséum pada masa sekarang. Ternyata dari peserta diskusi disampaikan bahwa permasalahan museum masih laten, yaitu museum itu tidak menarik.

Sumber: