Geram dengan Pendeta Saifudin Ibrahim, Jaringan Muslim Madani: Model Begitu Gak Layak Disebut Pendeta
Permintaan pendeta Saefuddin Ibrahim melalui tayangan video di kanal Youtubenya agar 300 ayat Alquran dihapus mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sejumlah santri dan kiai pun geram dengan pernyataan pendeta bernama lain Abraham Ben Moses itu.
Setelah Panglima Santri Jawa Barat, Uu Ruzanul Ulum dan sejumlah kiai di Kabupaten Lebak geram dan marah, giliran kecaman datang dari Jaringan Muslim Madani (JMM).
Menurut JMM, pernyataan pendeta Saifuddin Ibrahim itu dinilainya ngawur dan berpotensi mengancam toleransi antar umat beragama. Karenanya, JMM mendesak pihak kepolisian segera menangkap pendeta Saifuddin Ibrahim.
“Polisi harus segera usut dan tindak pendeta Saefuddin Ibrahim untuk mempertanggungjawabkan semuanya,” kata peneliti Jaringan Muslim Madani (JMM), Lukman Hakim dalam keterangannya, Kamis (17/3).
Menurut Lukman, gelar tokoh atau pendeta agama tak layal disandingkan kepada Saefuddin. Sebab seorang pendeta itu mengedepankan azas kehati-hatian dalam mengeluarkan pernyataan terlebih soal kehidupan beragama.
Bahkan, kata Lukman, semua pernyataan pendeta Saefuddin Ibrahim sangat berbahaya dan tidak berdasar termasuk pernyataan pondok pesantren sebagai tempat mengajarkan radikalisme.
“Al-quran merupakan ajaran pokok umat Islam, kandungan ayat di dalamnya tidak boleh dikurangi ataupun ditambah. Jelas pernyataan pendeta Saifuddin adalah penistaan terhadap agama islam,” jelas Lukman.
Sebelumnya, tayangan video yang menampilkan seseorang yang diduga pendeta bernama Saefudin Ibrahim meminta agar 300 ayat Alquran dihapus viral di media sosial.
Video yang berjudul “Pendeta Ini Usulkan Menteri Agama Hapus 300 Ayat Al-Quran: Teroris itu Datang dari Pesantren!” awalnya diunggah oleh akun youtube Saefudin Ibrahim.
Namun usai viral video tersebut sudah tidak ada lagi di akun youtube Saefudin Ibrahim. Meski sudah dihapus potongan video Saefudin Ibrahim itu sudah
tersebar luas melalui media sosial.
Dalam video tersebut Saefudin Ibrahim memuji kerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengedepankan toleransinya kepada kelompok minoritas di Indonesia.
“Dan inilah menteri agama yang saya kira menteri agam toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas,” puji Saefudin Ibrahim dalam potongan video yang sudah viral.
Saefudin Ibrahim juga meminta agar Menag tidak sekadar mengatur azan, melainkan juga kurikulum yang ada di madasrah hingga perguruan tinggi yang berpotensi memunculkan paham radikal.
“Atur semua kurikulum yang ada di madrasah, sanawiyah, aliyah sampai perguruan tinggi. Sumber kekacawan itu bersumber dari kurikuum tidak benar. Bahkan kurikulum yang ada dipesantren pak, jangan takut untuk dirombak. Ganti semua kurikulumnya. Karena pesantren itu melahirkan kau radikal semua,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: