Pendeta Saifuddin Ibrahim Menolak Permintaannya Dianggap Menghina: Selama Ini Orang Kristen Dihina
Dia menilai kurikulum di pondok pesantren juga menjadi salah satu sumber sikap radikal dan intoleransi di Indonesia.
"Karena sumber kekacauan itu adalah dari kurikulum yang tidak benar bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, Pak, jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, ganti guru-gurunya, yang karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua," kata pria tersebut dalam video.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD meminta Polri menyelidiki tayangan video Saifuddin karena menimbulkan kegaduhan.
Menurut Mahfud, pernyataan Saifuddin Ibrahim telah meresahkan dan berpotensi memecah belah umat beragama di Indonesia.
“Itu bikin gaduh dan bikin banyak orang marah. Oleh sebab itu, saya minta kepolisian segera menyelidiki itu, dan kalau bisa segera ditutup akunnya karena kabarnya belum ditutup sampai sekarang,” kata Mahfud.
Menurut Mahfud MD, pernyataan Saifuddin untuk menghapus ayat Al Qur’an merupakan penistaan agama. Dia bisa terancam hukuman penjara hingga lebih dari 5 tahun.
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meminta pernyataan Ibrahim Saifuddin tak perlu ditanggapi lebih panjang.
Dikutip dari Tempo.co.id, Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow menilai Saifuddin hanya ingin mencari sensasi. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: