Heboh Foto RA Kartini Berhijab dan Berkaca Mata, Netizen: Ini Senjata untuk Hancurkan Bangsa
Hal senada disampaikan akun @branjangankawat. Dia menulis: "Semua diedit disesuaikan maunya, bahkan sejarahpun diedit dan diputarbalikkan faktanya. Skenario utk menghapus sejarah suatu bangsa."
Soal jilbab juga jadi pembahasan warganet. "Perempuan2 jaman dulu kayanya hampir tidak ada yg berjilbab, paling pake kerudung," terang @TriSartopo.
Sementara itu, informasi RA Kartini adalah seorang santriwati adalah benar. Namun, tidak ada literasi yang menyebut Kartini pernah tinggal di pondok pesantren.
Tetapi, Kartini memang belajar Agama Islam kepada KH Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani atau Mbah Sholeh Darat.
Ini terjadi antara tahun 1899 hingga 1902. Dikutip dari situs https://jatim.nu.or.id, atas permintaan Kartini, Kiai Sholeh Darat menerjemahkan Al-Qur’an dengan ditulis dalam huruf “Arab gundul” (pegon).
Tujuannya agar tidak dicurigai dan dipahami oleh penjajah Belanda. Kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur’an ini diberi nama Kitab Faidhur-Rohman.
Ini merupakan, tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab pegon. Kitab ini pula yang dihadiahkannya kepada RA Kartini pada saat dirinya menikah dengan RM Joyodiningrat, seorang Bupati Rembang.
Surat yang diterjemahkan Kiai Sholeh adalah Al-Fatihah sampai Surat Ibrahim.
Kartini mempelajarinya secara serius. Namun sayangnya penerjemahan Kitab Faidhur-Rohman ini tidak selesai karena Kiai Sholeh Darat wafat. (zul/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: