Puan Maharani Selama Ini Tidak Gambarkan Cucu dan Anak Presiden Indonesia, Pengamat pun Heran

Puan Maharani Selama Ini Tidak Gambarkan Cucu dan Anak Presiden Indonesia, Pengamat pun Heran

Jika ingin melenggang di 2024 mendatang, Puan Maharani disarankan menjaga komunikasi politik di tengah masyarakat. Komunikasi politik kemasyarakatan penting untuk menjadi pintu masuk menjadi pejabat eksekutif setara presiden dan wakil presiden.

Pernyataan itu diungkapkan Hendri Satrio saat diskusi politik Indonesia Point Seri 4 bertemakan Bedah Komunikasi Politik Puan Maharani yang dilakukan secara hybrid, Jumat (18/2).

Analis politik yang akrab disapa Hensat itu heran dengan tim sukses Puan Maharani yang melakukan hal-hal yang bukan menjadi jati diri Puan Maharani. Akibatnya, personalitas Puan tampak tidak apik di mata masyarakat.

Hensat lalu mencontohkan tindakan Puan Maharani kala memimpin sidang di DPR malah mematikan microphone. Yakni saat seorang anggota DPR dari PKS menyampaikan pendapatnya.

Kedua, kata Hensat, Ketua DPP PDIP itu menanam padi saat terjadi hujan. "Ketiga julid sama gubernur yang jemput dan yang tidak jemput."

Tiga hal itu kemudian akhirnya ditulis teman-teman media di media sosial yang membuat frame Puan Maharani itu ya begitu. Penggagas lembaga survei KedaiKOPI ini mengatakan sebagai cucu Presiden RI pertama dan anak Presiden ke-4, Puan pasti memiliki jiwa politik yang besar.

Bukan hanya itu, Hensat sangat percaya bahwa Puan pasti layak menjadi tokoh politik nasional sekelas presiden atau wakil presiden jika memiliki gaya komunikasi politik yang baik.

Dalam pandangan Hensat, selama ini Puan belum melakukan komunikasi politik yang seharusnya dilakukan

“Selama ini komunikasi politik yang dilakukan oleh dirinya itu komunikasi politik yang sama sekali tidak menggambarkan dirinya dia cucu presiden anak presiden,” katanya seperti yang dikutip dari RMOL.id.

Dia meyakini, sejak kecil Puan tidak pernah susah, seharusnya tim suksesnya jangan memaksa Puan melakukan hal-hal yang kelihatan seperti orang tidak berada.

“Harusnya tim suksesnya Mbak Puan atau teman-teman di PDIP itu memberikan kesempatan kepada Mbak Puan bisa lebih banyak berdialog dengan rakyat,” ucapnya.

Dengan gaya komunikasi politik demikian, Hensat meyakini masyarakat akan memahami bahwa Ketua DPR RI perempuan pertama Indonesia itu adalah tokoh sembarangan.

“(Pandangan masyarakat) sosok Puan Maharani salah satu tokoh penting negeri ini yang bukan kaleng-kaleng, juga ada isinya ini orang ini kan,” tutupnya. (rmol/zul)

Sumber: