Puan Maharani Julid Sama Gubernur, Hensat Heran: Tidak Gambarkan Cucu dan Anak Presiden

Puan Maharani Julid Sama Gubernur, Hensat Heran: Tidak Gambarkan Cucu dan Anak Presiden

Curhatan Puan Maharani saat tidak disambut kepala daerah nampaknya akan berbuntut panjang. Hal ini dibahas analis politik Hendri Satrio (Hensat) yang menyinggung status Puan sebagai cucu dan anak presiden Indonesia. 

Dalam acara diskusi politik Indonesia Point Seri 4 bertemakan Bedah Komunikasi Politik Puan Maharani yang dilakukan secara hybrid, Jumat (18/2), Hensat heran dengan Tim Sukses Puan Maharani.

Menurutnya, timnya melakukan hal-hal yang bukan menjadi jati diri Puan Maharani. Imbasnya, personalitas Puan tampak tidak apik di mata masyarakat.

Ia mencontohkan, tindakan Puan Maharani kala memimpin sidang di DPR malah mematikan microphone saat seorang anggota DPR dari PKS menyampaikan pendapatnya. Kedua, kata Hensat, ketua DPP PDIP itu menanam padi saat terjadi hujan.

"Ketiga julid sama gubernur yang jemput dan yang tidak jemput. 3 hal itu kemudian akhirnya ditulis teman-teman media di media sosial yang akhirnya membuat frame Puan Maharani itu ya begitu,” kata Hensat.

Penggagas lembaga survei KedaiKOPI ini mengatakan, sebagai cucu Presiden RI pertama dan anak Presiden ke-4, Puan pasti memiliki jiwa politik yang besar.

Bukan hanya itu, Hensat sangat percaya bahwa Puan pasti layak menjadi tokoh politik nasional sekelas presiden atau wakil presiden jika memiliki gaya komunikasi politik yang baik.

Dalam pandangan Hensat, selama ini Puan belum melakukan komunikasi politik yang seharusnya dilakukannya.

“Selama ini komunikasi politik yang dilakukan oleh dirinya itu komunikasi politik yang sama sekali tidak menggambarkan dirinya dia cucu presiden anak presiden,” katanya.

Dia meyakini, sejak kecil Puan tidak pernah susah, seharusnya tim suksesnya jangan memaksa Puan melakukan hal-hal yang kelihatan seperti orang tidak berada.

“Harusnya tim suksesnya Mbak Puan atau teman-teman di PDIP itu memberikan kesempatan kepada Mbak Puan bisa lebih banyak berdialog dengan rakyat,” ucapnya.

Dengan gaya komunikasi politik demikian, Hensat meyakini masyarakat akan memahami bahwa ketua DPR RI perempuan pertama Indonesia itu adalah tokoh sembarangan.

“(Pandangan masyarakat) sosok Puan Maharani salah satu tokoh penting negeri ini yang bukan kaleng-kaleng, juga ada isinya ini orang ini kan,” tutupnya dikutip dari RMOL. (Rtc/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: