Ceramah Wayang Jadi Polemik, Ustaz Khalid Basalamah Dinilai Tidak Benar-benar Paham
Ketua Umum Partai Rakyat Arvindo Noviar ikut berkomentar soal ceramah wayang yang menjadi polemik. Dia mengatakan, apa yang disampaikan Ustaz Khalid Basalamah mengesankan bahwa dirinya tidak benar-benar paham dalam membedakan agama dan budaya.
Namun, polemik ceramah Ustaz Khalid Basalamah yang menyarankan agar wayang dimusnahkan lantaran hukumnya haram dalam Islam dinilai tidak perlu dibawa ke ranah hukum.
Soal budaya, Arvindo mencontohkan gamis, sorban, siwak, wewangian gaharu, dan sejenisnya adalah budaya. Sama nilainya dengan kemeja, kupluk, sikat gigi, kemenyan/dupa.
"Silakan lakukan, tapi jangan jadikan itu sebagai syariat yang wajib," urainya.
Namun demikian, ia tidak menampik bahwa budaya, teknologi, dan ijtihad dibutuhkan untuk mengaplikasikan Islam.
"Artinya, wayang adalah juga budaya yang bisa dijadikan metodologi dalam menyebarkan nilai-nilai Islam,” tambahnya.
Terkait hal ini, ia menyarankan agar persoalan tersebut tidak perlu dilaporkan kepada pihak kepolisian.
“Ustaz-ustaz seperti ini tidak bisa membedakan mana urusan syariat mana urusan budaya. Saya berdoa kepada Allah, mudah-mudahan Islam yang mandeg begitu tidak menghinggapi generasi masa depan Indonesia," kata Arvindo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (15/2).
Selain itu, laporan kepada pihak kepolisian juga tidak perlu dilakukan selama sang ulama tidak berpikiran atau bertindak radikal.
Dikutip dari Fajar, Ustaz Khalid sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube pribadinya beberapa waktu lalu.
Dalam klarifikasinya, ia mengaku tidak secraa gamblang menyebut wayang haram, melainkan hanya menyampaikan saran.
"Pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan." kata Ustaz Khalid dalam klarifikasi yang diunggah di kanal Basalamah Official. (Rtc/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: