Transaksi Seks di Peleman Tepi Jalur Pantura Masih Buka, Apa Kabar Pemkab Tegal?
Transaksi seks di bekas Lokalisasi Peleman persis di tepi Jalur Pantura Kabupaten Tegal disinyalir masih kerap terjadi. Padahal, tempat maksiat di Desa Sidaharja Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal itu sudah ditutup permanen Mei 2017 lalu.
Dugaan masih seringnya terjadi bisnis prostitusi terselubung itu menyeruak usai kasus pembunuhan salah seorang pekerja seks komersial (PSK) di salah satu bekas wisma. Kendati begitu, diyakini ke depan praktik-praktik seperti itu akan terus terjadi.
Oleh karenanya, anggota DPRD Kabupaten Tegal H. Bakhrun menyarankan Pemkab Tegal untuk membeli tanah-tanah di bekal lokalisasi tersebut.
"Jika dibeli Pemkab Tegal, praktik prostitusi bisa dihilangkan permanen," kata Bakhrun, legislator yang berdomisili di Desa Sidaharja ini, Kamis (3/2).
Politisi PKS itu prihatin dengan informasi masih beroperasinya eks lokalisasi terbesar di Kabupaten Tegal itu. Dia meminta rangkaian peristiwa yang terjadi bisa dijadikan acuan Pemkab Tegal agar serius menangani eks lokalisasi Peleman.
"Seperti di lokalisasi Doli Surabaya. Pemerintah setempat membeli tanah di lokasi itu, sehingga praktik prostitusi bisa hilang selamanya," cetusnya.
Bakhrun juga menyarankan, setelah Pemkab Tegal membeli tanah itu, bisa dijual atau disewakan ke investor, karena lokasi itu merupakan wilayah industri. Sementara itu, di lokasi Peleman juga sudah banyak berdiri pabrik, sehingga lebih mudah untuk menarik investor.
"Bisa juga dijadikan tempat wisata atau rest area yang bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar," ujar Bakhrun.
Eks lokalisasi Peleman itu, lanjut Bakhrun, juga berdekatan dengan RSUD Suradadi. Dengan dibelinya tanah itu oleh Pemkab Tegal, maka bisa dibangun untuk rumah dinas RSUD Suradadi.
"RSUD Suradadi juga butuh rumah dinas," ujarnya.
Bakhrun menambahkan, lokasi Peleman juga bisa digunakan untuk rumah sakit jiwa. Hal itu mengingat kebutuhan rumah sakit sangat tinggi.
Sedangkan, rumah sakit jiwa di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya, tidak banyak rumah sakit yang melayani ganguan jiwa. Sementara itu, orang yang mengalami gangguan jiwa di wilayah Kabupaten Tegal cukup banyak.
"Jika ada rumah sakit jiwa di wilayah pantura yang dikelola pemerintah, saya yakin akan jadi rujukan daerah di wilayah sekitar," pungkasnya. (yer/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: