Pengajian Potehi

Pengajian Potehi

Itulah cinta pertama Dini. Juga cinta pertama sang suami. Cinta yang sampai dibawa ke mana pun pergi. Sampai kini.

Maka, Dini-lah yang mendirikan kelompok pengajian itu. Empat tahun lalu. Seminggu sekali –tiap Rabu pagi waktu Eropa.

Awalnya, ustad di pesantren ayahnyi itu yang mengisi. Sekalian mengobati rindu di kampung halaman. Lama-lama anggotanya meluas hampir ke seluruh negara Eropa.

Yang ikut pengajian hari itu ada juga yang dari Belanda dan Makedonia. Juga dari Inggris.

Ibu yang dari Makedonia itu pintar membuat pantun dan puisi. Dia membacakan pantun dadakan tentang saya: membuat saya tersipu-sipu. Namanyi: Liem Siagian.

”Anda lahir di mana, di Sumut?”  tanya saya.

”Saya lahir di Jember, Jatim,” jawabnyi.

”Di Jember tidak ada marga Siagian....”

”Ayah saya dari Balige.”

”Kenapa pakai nama depan Liem?”

”Ibu saya marga Liem.”

”Lulus SMA di Jember?”

”Di Probolinggo.”

”Hahaha... Anda ini kacau sekali....” celetuk saya.

”Masih ada yang lebih kacau....” tukasnyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: