Tekanan Geopolitik Picu Kenaikan Aset Safe-Haven, Seakarang Bukan Waktu Tepat Beli Emas

Tekanan Geopolitik Picu Kenaikan Aset Safe-Haven, Seakarang Bukan Waktu Tepat Beli Emas

Kerusuhan di Kazakhstan dan konflik di Libya diprediksi akan mempengaruhi harga komoditas dunia. Yah, konflik geopolitik saat ini sangat berpotensi terjadi di beberapa negara.

Belum lagi konflik antara Taiwan dan China yang berpotensi menarik Amerika Serikat dan negara-negara barat ikut campur dan menyebabkan permasalahan lebih besar.

Meskipun harga aset safe-haven saat ini mengalami pelemahan dan menuju titik terendah akibat kebijakan tapering Bank Sentral Amerika (The Fed), namun potensi terjadinya konflik geopolitik bakal mendorong logam kuning menuju ke level tertinggi yang diprediksi bisa mencapai USD2.000 per troy ons.

Hal itu disampaikan Direktur PT. TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi kepada fin.co.id, Senin (10/1). Menurutnya, karena persoalan Omicron itu ternyata kalah menariknya dengan Tapering, di mana bank sentral Amerika akan menaikkan suku bunga.

"Ini bisa saja kalau seandainya nanti terjadi geopolitik, karena kita tahu masalah di Kazakhstan ini ada campur tangan dari Rusia, bahkan Amerika dan Eropa mengkritik. Kemudian di Ukraina perbatasan dimana pasukan rusia sudah ada di perbatasan," jelasnya.

"Artinya yang akan menggerakkan harga logam mulia ini sebenarnya nanti adalah masalah geopolitik, tinggal tunggu saja masalah geopolitik akan terjadi," sambungnya lagi.

Lalu, apakah kondisi saat ini dimana harga emas di pasar spot tengah terkoreksi dan berada di level USD1.795,76 per troy ons adalah waktu yang tepat untuk membeli emas?

"Jangan dulu, nanti pas harga emas menurun di USD1.756 per troy ons. Pada saat emas di level itu, saat yang tepat untuk beli, karena kalau lihat di statistik, (harga) emas masih akan jatuh," ungkap Ibrahim.

Skenario pelemahan harga emas, imbuh Ibrahim, masih akan terjadi hingga Maret 2022, dimana bank sentral Amerika (The Fed) akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya 0,25 persen.

"Ini (harga emas) masih akan jatuh, karena tiap minggu Presiden Bank Sentral Amerika masih ngomong terus (soal rencana kenaikan suku bunga)," pungkasnya.

Sebagai informasi saja, harga emas di di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX hari ini melemah 0,1 persen menjadi USD1.795,6 per troy ons.

Sedangkan, harga emas di perdagangan spot turun tipis 0,04 persen menjadi USD1.795,76 per troy ons.

Sementara itu di dalam negeri, harga emas Antam berada di angka Rp933 ribu per gram. Harga emas Antam turun Rp1.000 dari perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp934 ribu per gram. (git/zul)

Sumber: