Minta Pemerintahan Jokowi Segera Bayar Utang Rp13 Triliun, Jika Tidak Bulog Akan Merugi

Minta Pemerintahan Jokowi Segera Bayar Utang Rp13 Triliun, Jika Tidak Bulog Akan Merugi

Akibat pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 1,2 juta ton, Badan Urusan Logistik (Bulog) kini terlilit utang senilai Rp13 triliun. Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Budi Waseso, Rabu (29/12).

"Cadangan beras itu untuk stok hingga minggu ketiga menjelang akhir tahun, yang diserap dari petani lokal," kata Buwas saat konferensi pers.

Buwas mengungkapkan pengadaan beras CBP merupakan salah satu bentuk penugasan negara dan harus segera dibayarkan. Hanya saja, beras-beras itu baru akan dibayarkan pemerintah, ketika sudah tersalurkan kepada masyarakat.

"Pemerintah seharusnya membayar pengadaan beras tersebut sesegera mungkin. Jika tidak, Bulog sudah dapat dipastikan bakal merugi dan bunganya akan semakin membengkak," ujarnya.

Buwas berharap ada kepastian dari pemerintah terkait kebutuhan beras CBP setiap tahunnya. "Ke depan harapan kita ada kepastian dan ada perubahan regulasi," pungkasnya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Cileungsi di Kabupaten Bogor, Rabu (29/12).

Sidak itu dimaksudkan untuk memantau secara langsung perkembangan harga bahan pokok di tingkat masyarakat. Pasalnya selama beberapa waktu terakhir ini, harga-harga sembako dikeluhkan melonjak cukup tajam.

Menko Airlangga menuturkan operasi pasar yang salah satunya dilakukan di Pasar Cileungsi Bogor ini akan dilakukan secara rutin di beberapa daerah, dengan melibatkan berbagai unsur, mulai dari BUMN hingga pihak swasta.

Keterlibatan BUMN seperti halnya PT Berdikari (Persero) yang menyalurkan beras dengan harga murah, diharapkan hal ini bisa memicu penurunan harga komoditas beras di pasar secara umum.

Bahkan keterlibatan PT Sinarmas Tbk, selaku produsen swasta dengan produk minyak gorengnya, diharapkan sebagai penyeimbang dari harga minyak goreng yang saat ini harganya meroket tajam. (der/zul)

Sumber: