Singgung Gerakan 212, Said Aqil: Bukanlah Kebangkitan Umat Islam Melainkan Gerakan Politik

Singgung Gerakan 212, Said Aqil: Bukanlah Kebangkitan Umat Islam Melainkan Gerakan Politik

Dalam Sidang Pleno II di Gedung Serbaguna Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Bandar Lampung, Kamis (23/12), Said Aqil Siroj menyinggung soal eksistensi gerakan 212. 

Bagi dia, gerakan tersebut adalah gerakan politis yang berkembang dengan narasi kebangkitan Islam.

"NU juga menilai bahwa gerakan 212 bukanlah kebangkitan umat Islam melainkan gerakan politik. Pengagasnya jelas memiliki tujuan dan motif politik mengatasnamakan agama Islam," ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ini.

Ditegaskannya, Nahdlatul Ulama komitmen mendukung pemerintah dalam memerangi paham radikal dengan memastikan tidak satupun pesantren-pesantren yang dimiliki NU di seluruh Indonesia terpapar aliran radikalisme.

"PBNU menjamin tidak ada satupun dai-dai yang berpaham radikal. Pesantren-pesantren NU tidak ada yang tersusupi dan terkontaminasi dengan radikalisme," kata Said Aqil dikutip dari RMOL.

Dikatakan Said Aqil, PBNU memahami radikalisme berkembang sebagai akibat pemahaman keagamaan yang sempit dan kaku.

Pada sisi lain, Said Aqil menyampaikan posisi NU dalam mendukung lahirnya UU Antiterorisme yang lebih tajam dan lebih mampu mengantisipasi potensi terjadinya aksi terorisme.

"PBNU juga meminta agar Kominfo tegas menutup situs penyebar radikalisme, karena dari sinilah akar paham yang menyuburkan aksi terorisme," terangnya.

Dalam konteks keindonesiaan, lanjut ketua umum PBNU dua periode ini, NU menjadi organisasi yang berperan penting dalam integrasi Islam dan negara.

Terbukti hingga kini, NU berkomitmen menjaga eksistensi NKRI dan konsisten menjaga ideologi Pancasila, UUD 1945.

"NU dengan konsisten menolak setiap kelompok mana pun yang hendak merubah bentuk negara, baik negara agama maupun negara sekuler," katanya. (RMOL/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: