Sejumlah Jembatan di Tonjong Kondisinya Memprihatinkan, Ini Kata Anggota DPRD Brebes

Sejumlah Jembatan di Tonjong Kondisinya Memprihatinkan, Ini Kata Anggota DPRD Brebes

Sejumlah jembatan di wilayah Kecamatan Tonjong saat ini mengalami kerusakan. Menanggapi hal ini, anggota DPRD Brebes menilai ada beberapa faktor penyebab jembatan di wilayah Tonjong mengalami kerusakan. 

Anggota DPRD Brebes Mustholah yang juga merupakan warga Brebes selatan menyebutkan, di sepanjang Sungai Pedes dan Sungai Glagah yang melintasi sejumlah desa di Kecamatan Tonjong, ada beberapa jembatan yang terputus terbawa arus sungai. Hal itu membuat aktivitas warga terganggu. 

"Memang di Kecamatan Tonjong ini ada beberapa jembatan yang tergerus arus sungai. Mulai dari jembatan di Desa Tanggeran, Desa  Purwodadi, Desa Pepedan, Desa Tonjong, serta jembatan di Dukuh Wadas Gumantung di Desa Kutamendala," ujarnya. 

Dijelaskannya, ada beberapa pemicu yang menyebabkan jembatan di beberapa titik di Kecamatan Tonjong tersebut putus. Di antaranya, aliran arus sungai yang deras serta adanya penambangan pasir dan bebatuan di sekitar jembatan. 

"Kami berharap seluruh masyarakat di sekitar Sungai Pedes dan Glagah di Kecamatan Tonjong untuk bisa saling menjaga kondisi alam. Yaitu, untuk tidak sembarangan melakukan aktivitas penambangan yang bisa menyebabkan kerusakan pada bangunan yang ada di sekitar sungai," jelasnya. 

Salah satu jembatan yang rusak yaitu berada di Dukuh Mranggi Desa Pepedan Kecamatan Tonjong. Akibat rusaknya jembatan tersebut membuat aktivitas warga terganggu. Terutama saat arus sungai deras. 

Sejumlah siswa terpaksa tidak berangkat sekolah karena tidak bisa menyeberangi sungai. Hal itu lantaran jembatan penghubung pedukuhan tersebut dengan pusat desa ambrol karena arus sungai. 

Kepala Desa Pepedan Syaeful Huda mengakui memang siswa di Pedukuhan Mranggi kesulitan untuk menuju ke sekolah saat Sungai Pedes meluap. Hal itu lantaran jembatan penghubung Pedukuhan Mranggi dengan pusat desa ambrol tergerus arus sungai. 

"Sudah setahun yang lalu jembatan tersebut ambrol, namun hingga kini kami pemerintah desa belum bisa membangunnya kembali. Hal itu lantaran tanah yang di seberang sungai milik pribadi, sekalipun dianggarkan dengan Dana Desa anggarannya tidak akan cukup," ucapnya 

Diungkapkannya, sebenarnya mereka bisa berangkat sekolah tanpa risiko dengan menyeberang sungai. Yaitu dengan sedikit memutar di Desa Karangjongkeng. Orang tua juga bisa mengantar anaknya ke sekolah dengan kendaraannya. (ded/ima)

Sumber: