Luaskan Cakupan Vaksinasi Covid-19, Nakes dan TNI-Polri di Tegal Pakai Mobil Offroad Sasar Daerah Terpencil

Luaskan Cakupan Vaksinasi Covid-19, Nakes dan TNI-Polri di Tegal Pakai Mobil Offroad Sasar Daerah Terpencil

Perjuangan tenaga kesehatan (nakes) dari UPTD Puskesmas Jatinegara di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal ini layak diacungi jempol. Untuk meluaskan jangkauan vaksinasi Covid-19, mereka harus mendatangi daerah terpencil yang jaraknya cukup jauh dengan medan sulit, Kamis (18/11) siang. 

Kali ini, tim terdiri dari dua dokter, tiga perawat, dan dua bidan yang dipimpin langsung Kepala UPTD Puskesmas Jatinegara, dokter Ulinuha akan melakukan vaksinasi massal di Dukuh Karangsari Desa Wotgalih Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal.

Untuk mencapai Dukuh Karangsari Desa Wotgalih yang berjarak 15 kilometer dari UPTD Puskesmas Jatinegara bukan perkara mudah dan main-main. Desa Wotgalih adalah desa terujung yang ada di balik Bukit Gunung Gajah dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pemalang, sehingga jauh dari mana-mana dan terpencil letaknya.

Akses menuju ke sana pun cukup ekstrem, karena jalannya berbatu, berlumpur, serta melewati areal hutan jati yang sangat luas. Untuk menjangkaunya dibutuhkan kendaraan offroad dan sepeda motor khusus. 

Itulah mengapa tim nakes yang hendak menggelar vaksinasi massal bersama anggota Polsek Jatinegara, Koramil dan Danramil Jatinegara, serta Camat Jatinegara, Edi Marsisno harus menggunakan tiga mobil khusus yang biasa dipakai dalam kegiatan offroad. Apalagi jalur yang hendak dilalui lebih banyak akses yang belum diaspal atau dibeton.

"Desa Wotgalih ini merupakan desa paling ujung di wilayah Kecamatan Jatinegara. Akses jalan yang sangat sulit, dan hanya bisa menggunakan kendaraan khusus inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Di sana ada seorang bidan untuk mempermudah warga mendapat pelayanan kesehatan," kata dokter Ulinuha.

Salah seorang nakes bahkan menyebutkan, jika tidak ada kendaraan yang bisa digunakannya ke Dukuh Karangsari, dia pun memilih untuk berjalan kaki. Kondisinya akan menjadi lebih sulit saat musim penghujan seperti sekarang, karena medan yang dilalui akan semakin berat dan becek. 

Setelah menempuh perjalan berat sekitar 1 jam, akhirnya sampai juga tim gabungan di SDN Negeri Wotgalih 03 yang menjadi lokasi vaksinasi. Sebagian warga tampak sudah ada yang menunggu, sedangkan lainnya baru mendekat ke tempat penyuntikan vaksin Covid-19 setelah melihat rombongan datang.

Desa Wotgalih berpenduduk 4.138 jiwa, yang terdiri dari 2.067 pria dan 2.071 wanita. Vaksinasi massal dengan vaksin Sinovac dosis pertama hari itu, hanya menargetkan sasaran 190 orang. 

Jika pada pelaksanaannya masih tersisa, beber dokter Ulinuha, tim nakes akan mendatangi rumah warga satu per satu atau door to door. Sehingga target vaksinasi massal itu akan bisa terealisasi, minimal warga sasaran dipastikan sudah tersuntik vaksin. 

"Kami puas dengan pelaksanaanya vaksin hari ini. Meski akses sulit ditempuh dan harus menggunakan mobil offroad, warga sangat antusias. Dari target 190, hanya 182 orang yang berhasil disuntik vaksin," tambah dokter Ulinuha yang juga menjadi salah satu tenaga vaksinator. 

Di tempat yang sama, Camat Jatinegara, Edi Marsisno mengatakan capaian vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Jatinegara masih belum memuaskan. Dari 45 ribu sasaran, rinci Camat, baru 16 ribu yang sudah tervaksin.

Edi tak memungkiri capaian yang masih rendah, karena kendala masih banyaknya isu atau kabar bohong yang beredar di tengah-tengah warga. Mereka terprovokasi rumors, setelah disuntik vaksin akan menyebabkan berbagai hal di tubuh mereka.

"Menurut saya perlu ada pendekatan dari tokoh agama atau masyarakat untuk membantu menyosialisasikan program vaksinasi. Intinya mengajak warga mau divaksin, karena vaksin itu aman demi kebaikan bersama supaya terhindar dari paparan Covid-19," pinta Edi.

Sumber: