Krisis Chip

Krisis Chip

Itu dulu. Ketika Tiongkok belum sekuat sekarang. Tiongkok masih di urutan ketiga ekonomi dunia —setelah Amerika dan Jepang. Ketika belum terjadi perang dagang.

Mereka pun sudah lama tidak lagi bertemu. Selama kepresidenan Barack Obama, hubungan kedua negara sudah agak renggang. Lalu, boleh dibilang hancur oleh kebijakan nasionalistis Presiden Donald Trump: perang dagang.

Di akhir masa jabatan Trump, sebenarnya tekanan pada Tiongkok seperti akan dilonggarkan. Ada upaya meredakannya. Tiongkok pun sudah menyetujui untuk impor lebih banyak barang dari Amerika. Angka-angkanya —yang tremendous— sudah disepakati.

Meleset total.

Belum lagi terlaksana, sudah muncul Covid-19. Masing-masing lebih sibuk menyelamatkan diri.

Akhirnya Tiongkok tidak bisa memenuhi komitmen impornya itu. Kecil sekali. Kurang dari 20 persennya. Justru ekspornya yang jalan terus. Meningkat terus. Sampai pun menyebabkan terjadi krisis kontainer: lebih banyak kontainer untuk mengirim barang ke Amerika. Hanya sedikit kontainer yang untuk mengirim barang dari Amerika. Kontainer kosong, banyak menumpuk nganggur di Amerika.

Dan kini terjadi krisis yang lebih berat: krisis chip semikonduktor.

Di seluruh dunia.

Termasuk di Amerika sendiri.

Inflasi juga naik di Amerika —sampai Biden jadi bulan-bulanan. Rating Biden sampai turun drastis —dimulai sejak penarikan seluruh pasukan Amerika dari Afghanistan akhir Agustus lalu.

Survei kredibel pun menunjukkan hasil: Trump sudah menang telak. Dengan selisih sampai dua digit. Itu kalau pilpres Amerika dilaksanakan antara Biden dan Trump sekarang ini.

Redanya Covid ternyata tidak membuat Biden berkibar. Ekonomi, yang begitu hebat di awal masa jabatan Trump, begitu merosot di awal masa jabatan Biden.

Pun tidak mudah mengatasinya. Setidaknya tidak bisa cepat. Krisis chip itu bisa melumpuhkan ekonomi.

General Motor sampai akan menghentikan produksi. Ribuan mobil Ford sudah hampir jadi, tapi tidak bisa diselesaikan. Toyota akan mengurangi produksi sampai 40 persen.

Pabrik mobil memang terpukul hebat. Satu mobil, di zaman ini, memerlukan sekitar 2.000 chip. Ada jenis mobil yang sampai memerlukan 3.000 chip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: