Hutang Negara Semakin Menumpuk Hingga Rp6.711,52 Triliun, Sri Mulyani: Sudah Berkoordinasi dengan DPR

Hutang Negara Semakin Menumpuk Hingga Rp6.711,52 Triliun, Sri Mulyani: Sudah Berkoordinasi dengan DPR

Hingga akhir September lalu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi hutang pemerintah mencapai Rp6.711,52 triliun.

Dalam mengambil keputusan untuk melakukan hutang, menurut Menkeu Sri Mulyani mengatakan sudah berkoordinasi dengan DPR. Menurutnya, hutang ini dilakukan dalam mengurangi tekanan Covid-19 terhadap masyarakt kecil

"Kalau penerimaan kurang untuk membiayai belanja yang begitu banyak, berarti kita ada defisit atau kurang, maka kekurangannya dibiayai pakai utang. Utangnya berapa dan dari mana saja, itu semua dibahas dengan DPR sebagai wakil rakyat," kata Sri, Rabu (10/11).

"Jadi kita sebelum membuat utang secara tidak langsung menyampaikan ke rakyat melalui wakil-wakil tersebut," sambungnya.

Sri menjelaskan, bahwa utang bukan sesuatu yang diartikan negatif. Menurutnya, utang boleh dilakukan asal pengelolaan dan pembayarannya juga dilakukan dengan tepat.

"Bukankah utang itu jelek, nah untuk apa?Ada yang tanya, bu, kalau belanjanya saja dikurangi bisa? Bisa saja tapi kalau penerimaan kurang memang harus berutang," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan kontribusi produk perikanan di pasar dunia saat ini baru mengisi 3,5 persen atau senilai USD 5,2 miliar.

"Padahal potensi lahan perikanan budidaya begitu luas mencapai 17,9 juta hektare yang terdiri dari budidaya laut, budidaya air payau di pesisir, dan budidaya air tawar di daratan (pedalaman)," kata Trenggono, Rabu (11/11).

Untuk itu, Trenggono mengharapkan, nelayan tradisional untuk ambil bagian dalam mengoptimalkan potensi perikanan budidaya di Indonesia. Menurutnya, hal itu dapat meningkatan pendapatan para nelayan, karena tingginya permintaan terhadap produk perikanan di pasar dunia.

"Besarnya pasar perikanan dunia begitu luar biasa, sekitar USD 160 miliar. Namun di pasar internasional itu tidak semua, hanya komoditas yang spesifik. (Penyediaan) komoditas ini hanya bisa dilakukan melalui budidaya,” ujarnya.

Guna memaksimalkan tujuan tersebut, Trenggono mengaku telah memiliki dua program terobosan untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya di Indonesia.

"Diantaranya meliputi peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor, yakni udang, lobster, kepiting, dan rumput laut, serta membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal," tuturnya. (der/zul)

Sumber: