KPK Rapat di Hotel Mewah, Abraham Samad: Harusnya Peduli Orang Susah Makan, Bukan Sebaliknya

KPK Rapat di Hotel Mewah, Abraham Samad: Harusnya Peduli Orang Susah Makan, Bukan Sebaliknya

Rapat kerja (raker) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang digelar di hotel mewah di Jogyakarta menuai kritikan berbagai kalangan. Salah seorang di antaranya dilontarkan Mantan Ketua KPK, Abraham Samad.

Abraham menyayangkan raker tersebut mesti diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia. Menurutnya, KPK semestinya peduli terhadap kesulitan masyarakat akibat pandemi.

Dia menyebut raker tersebut merupakan bentuk pemborosan anggaran.

"Harusnya KPK punya kepedulian terhadap itu seperti orang susah makan, bukan justru sebaliknya bersenang-senang di atas penderitaan atau kesusahan banyak orang," kata Samad kepada wartawan, Kamis (28/10).

Samad bercerita lembaga antirasuah semasa kepemimpinannya tidak pernah menyelenggarakan raker di luar daerah. Karena tidak sesuai dengan budaya integritas KPK.

Alasannya, kegiatan seperti itu hanya menghambur-hamburkan anggaran. Terlebih, kata dia, KPK selama ini telah menjadi role model kesederhanaan bagi lembaga-lembaga negara lain yang kerap menyelenggarakan raker serupa.

Namun, Samad menilai yang terjadi kekinian justru sebaliknya.

"Harus jadi role model. Kalau sekarang KPK-nya juga (raker) di hotel bintang 5 berarti fungsi KPK dalam mempertahankan budaya integritas jadi hilang," tandasnya.

Diberitakan, KPK melakukan raker di Yogyakarta selama 27 hingga 29 Oktober 2021 yang dihadiri oleh pimpinan hingga jajaran struktural. Raker itu disebut diselenggarakan di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.

Sekretaris Jenderal KPK Cahya Harefa meyatakan raker dilakukan sebagai harmonisasi regulasi dan penyempurnaan struktur organisasi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPK.

"Rapat intensif yang digelar di Yogyakarta ini telah diagendakan jauh-jauh hari baik dari aspek perencanaan anggaran maupun rancangan pelaksanaannya, namun harus tertunda karena kondisi pandemi dan baru bisa dilaksanakan saat ini," kata Cahya.

Cahya lebih jauh berdalih, dilibatkannya pimpinan dan para pejabat struktural bertujuan menyelaraskan seluruh program kerja KPK, membangun kerjasama antar-tim dan unit kerja, guna menguatkan kinerja kelembagaan. (riz/zul)

Sumber: