Tiap Tahun, Puluhan Meter Daratan di Randusanga Wetan-Brebes Hilang Kena Abrasi

Tiap Tahun, Puluhan Meter Daratan di Randusanga Wetan-Brebes Hilang Kena Abrasi

Puluhan meter daratan di Desa Randusanga Wetan Kecamatan Brebes setiap tahunnya hilang akibat terkena abrasi. Daratan yang tenggelam adalah ribuan hektare tambak milik warga yang terkena abrasi. Bahkan ada beberapa rumah milik warga yang terendam air laut akibat abrasi. 

Data di Dinas Perikanan Brebes menyebut, luas lahan tambak di Brebes mencapai 12 ribu hektare. Lahan tambak ini berada di 13 desa di lima kecamatan pesisir, masing masing Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Akibat terkena abrasi sejak tahun 1985, sekitar 3000 hektare di antaranya sudah rusak alias tergenang air laut. 

Salah seorang pemilik tambak yang terkena abrasi, Iswanto misalnya. Dirinya tidak bisa lagi menggarap tambak miliknya akibat tenggelam kena abrasi. Separuh dari tambak miliknya seluas 6.500 meter persegi hilang akibat abrasi sejak tahun 2015 silam. 

"Dulu jarak tambak saya dari bibir pantai itu kurang lebih 200 meteran karena bisa untuk main bola dan lainnya. Tapi sekarang tambak saya sudah hilang sejak 2015 lalu," katanya, Kamis (14/10). 

Kepala Desa Randusanga Wetan Swi Agung Kabiantara mengungkapkan, sampai saat ini ada sekitar 50 hektare tambak milik warga yang hilang di desanya. Ditambah sekitar 250 hektare tambak rusak tidak bisa difungsikan akibat abrasi. Sehingga, dari total 450 hektare tambak di desanya saat ini hanya tersisa kurang lebih 150 hektare. 

Selain merusak tambak warga, abrasi juga membuat beberapa rumah pemukiman warga terendam air laut. Rumah yang terendam adalah rumah milik warga yang letaknya lebih rendah saat air laut pasang. Beberapa penghuni rumah juga terpaksa meninggalkannya. 

"Rumah itu milik Pak Giyanto. Bahkan rumah itu sudah ditinggal pemiliknya sejak lima tahun yang lalu karena sering terendam air rob," ungkapnya. 

Diakuinya, daratan pesisir yang hilang di wilayahnya mulai dari perbatasan Kota Tegal membentang ke desanya hingga satu kilometer. Sedangkan pengikisan daratan terjadi sampai saat ini antara 50 hingga 100 meter. 

"Kami berharap ada solusi konkret seperti pembangunan pemecah gelombang seperti di Kota Tegal. Di Kota Tegal pesisir pantainya masih utuh. Sehingga, tidak ada lagi tambak atau rumah yang hilang karena abrasi," tukasnya. (ded/ima)

Sumber: