Dua Minggu Terakhir Kebun Raya Dikepung Demo, Jokowi Disebut Jarang di Istana Bogor

Dua Minggu Terakhir Kebun Raya Dikepung Demo, Jokowi Disebut Jarang di Istana Bogor

Puluhan orang yang berasal dari Kota Bogor dan sekitarnya, Kamis (7/10), menggelar aksi unjuk rasa penolakan pertunjukan Glow di dalam area Kebun Raya Bogor.

Mereka kompak menggunakan pakaian serba hitam dengan membawa kertas karton masing masing per orangnya yang kemudian dibentangkan menjadi sebuah tulisan lengkap "SAVEKEBUNRAYABOGOR" .

Unjuk rasa itu dilakukan di Samping Kantor Pos Kebun Raya Bogor, terlihat mereka menyampaikan aspirasinya secara berjejer dengan membentangkan tulisan memprotes penolakan Festival Glow.

Sebagian diantara tulisan membentangkan spanduk penolakan bertuliskan “Bogorisme”. Founder Komunitas Bogor.is.me, Khalid Zabidi mengatakan aksi yang dilakukan di Jalan Juanda KM 20, persis membelakangi salah satu pojok sebelah barat Kebun Raya tersebut menolak kegiatan glow dan komersialisasi.

Menurutnya, kegiatan glow dan komersialisasi yang tidak sejalan dengan fungsi konservasi dan edukasi mengenai lingkungan harus dihentikan. Apalagi, rencana kegiatan itu sudah menjadi isu penolakan snowballing dari berbagai masyarakat Bogor.

"Kami Bogorisme tentu akan menjadi elemen penting dalam menolak kegiatan komersialisasi yang akan mengganggu ekosistem Kebun Raya," kata Khalid Zabidi via sambungan telepon, Kamis (7/10) petang.

Mengutip bogordaily.com, dalam dua pekan terakhir semenjak massifnya penolakan yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat di Kota Bogor tentang rencana BRIN dan pengelola Kebun Raya, juga berakibat jarangnya Presiden Jokowi yang kebetulan sering menghabiskan waktunya di Kebun Raya.

"Sudah dua minggu ini Kebun Raya Bogor di kepung demonstrasi sehingga menimbulkan kerumunan di berbagai sudut Kebun Raya, jangan sampai ini berlarut-larut berkembang ke arah  yang tidak terkendali. Kita tahu Presiden Jokowi tinggal di Istana Kebun Raya, jangan sampai terganggu dengan isu yang tidak ada kaitannya dengan beliau," tegas Khalid.

Di lokasi yang tidak jauh dari aksi pembentangan spanduk penolakan yang dilakukan oleh kelompok Bogorisme, tampak ratusan seniman dan budayawan Sunda juga menggelar aksi serupa.

Mereka kompak menggunakan pakaian khas sunda. Unjuk rasa itu dilakukan di depan pintu Kebun Raya Bogor, terlihat mereka menyampaikan aspirasinya secara bergantian.

Sebagian di antara mereka membentangkan spanduk penolakan bertuliskan Ulah ngaganggu komo bari ngarobah tatanan Kebon raya, Kebon raya Bogor nu sarerea (jangan mengganggu apalagi mengubah tatanan Kebun Raya, Kebun Raya Bogor milik semua). (zul)

Sumber: