Terdampak Pandemi Covid-19, Setoran BUMN Tahun Ini Turun

Terdampak Pandemi Covid-19, Setoran BUMN Tahun Ini Turun

Setoran dividen dan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP) BUMN ke negara tahun ini diperkirakan turun. Hal itu sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini dan belum tahu kapan akan berakhir.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa estimasi pemasukan negara dari BUMN akan mencapai Rp30-35 triliun. Angka proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan semula sebesar Rp40 triliun.

Dikatakan bahwa hampir 90 persen BUMN terkena dampak pandemi, sehingga pendapatannya mengalami penurunan yang pada akhirnya berimbas pada kontribusi ke negara.

"Paling tidak pada 2021 (kontribusi) sedikit lebih rendah atau stagnan dulu, tapi ke depan ada peningkatan. Kami targetkan tahun depan dividen berada di angka Rp35,6 triliun," ujar Erick Thohir di Jakarta, Selasa (28/9).

Diakui Erick bahwa target dividen BUMN ke negara tahun depan tetap masih rendah bila dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19. Tercatat, sejak 2010-2019 total dividen yang dikontribusikan BUMN mencapai Rp377,8 triliun dan penerimaan pajak sebesar Rp1.518,7 triliun.

Sementara, sepanjang 2020 kontribusi BUMN ke negara mencapai Rp375 triliun. "Kontribusi itu (tahun 2020) terdiri dari pajak, dividen dan PNBP," pungkasnya.

Pemerintah baru menggunakan dana untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp404,24 triliun per hari ini. Angka itu setara dengan 54 persen dari pagu yang sebesar Rp744 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan, bahwa realisasi dana itu digunakan untuk beberapa kebutuhan, seperti kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, UMKM, dan insentif usaha.

"Pagu kesehatan Rp214,96 triliun, realisasi Rp100,52 triliun," ungkap Airlangga dalam konferensi pers, dikutip Selasa (28/9).

Berdasarkan data peemerintah, realisasi di sektor kesehatan setara dengan 46,8 persen dari pagu. Angkanya tidak jauh beda dari minggu lalu yang terealias 45,3 persen dari pagu.

Lalu, realisasi perlindungan sosial sebesar Rp116,02 triliun. Jumlah itu setara dengan 62,2 persen dari pagu yang sebesar Rp186 triliun. Kemudian, realisasi di sektor program prioritas sebesar Rp60,7 triliun. Dana tersebut baru terealisasi 51,2 persen dari pagu, yakni Rp117 triliun.

"Selanjutnya, dana untuk sektor UMKM dan korporasi baru terealisasi 42 persen. Dengan kata lain, dana yang dicairkan baru Rp68 triliun dari pagu yang sebesar Rp162 triliun," ujarnya.

Selain itu, kata Airlangga, pemerintah telah menyalurkan dana Rp59 triliun untuk memberikan insentif kepada pengusaha. Dana itu setara dengan 94 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp62,8 triliun.

"Pak Presiden mengingat sekarang masuk kuartal IV, jadi masing-masing K/L harus memonitor belanja negara agar pertumbuhan ekonomi masih terjaga," pungkasnya. (der/git/zul)

Sumber: