Belum Seminggu Berlangsung, Satgas Minta PTM Ditutup Lagi Jika Ada Kasus Positif Baru
Hingga 23 September, hanya 2,77 persen dari 47.033 sekolah yang disurvei menimbulkan kluster kasus selama pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan lagi. Data tersebut dipublikasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito meminta kegiatan PTM di sekolah ditutup lagi, jika ditemukan kasus positif baru.
"Jika ada kasus positif, segera lakukan penutupan sekolah untuk dilakukan desinfeksi, pelacakan, dan pemeriksaan kontak erat. Saya meminta kepada satuan pendidikan agar dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka secara hati-hati. Selalu mengutamakan kesehatan dan peserta didik dari penularan COVID-19," ujar Wiku di Jakarta, Kamis (23/9).
Menurutnya, berbagai kasus positif COVID-19 yang terjadi pada peserta didik di berbagai daerah harus dijadikan pelajaran penting bagi daerah lainnya. Sehingga kasus serupa tidak terulang dan PTM dapat dijalankan dengan aman.
Selain itu, perhatikan juga peluang penularan di luar rumah, perjalanan dan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. "Pastikan siswa dan tenaga pengajar secara disiplin mematuhi protokol kesehatan," imbuh Wiku.
Ia mengingatkan, sekecil apapun angka kasus yang ada jika tidak ditindaklanjuti. Baik dengan tracing maupun treatment yang tepat. Tujuannya untuk menekan meluasnya penularan.
"Saat ini dashboard perkembangan kasus di lingkungan sekolah per wilayah dapat diakses di sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar. Dengan fitur ini pemerintah daerah dan masyarakat dapat ikut memonitor angka kasus dan kejadian kluster secara aktual," paparnya.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan terus melakukan pemantauan adanya penularan Covid-19 di sekolah. Meski ada klaster, menurutnya, bukan berarti PTM dihentikan atau diundur.
Adanya klaster penularan Covid-19 di 1.296 sekolah pasca pembukaan sekolah untuk PTM, berdasarkan laporan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Itu terus kita monitor temuannya, bukan berarti PTM akan diundur, jadi masih harus jalan,” ujar Nadiem di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/9).
Nadiem mengatakan, jika ada sekolah melaporkan adanya penularan Covid-19, maka untuk sementara waktu sekolah tersebut ditutup sampai dengan situasi aman. (rh/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: