Korut Sukses Ujicoba Rudal Jelajah yang Bisa Tempuh 1.500 Kilometer, AS Langsung Bereaksi
Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh baru pada 11-12 September lalu. Uji coba rudal jelajah dilancarkan korut di tengah buntunya komunikasi terkait denuklirisasi dengan Amerika Serikat.
Dilansir dari media pemerintah, KCNA, Senin (13/9), rudal-rudal itu meluncur sejauh 1.500 km (930 mil) sebelum mengenai target mereka. Rudal-rudal jatuh ke perairan teritorial negara itu selama tes.
Ini merupakan peluncuran rudal pertama Korea Utara setelah menguji rudal balistik jarak pendek taktis baru pada bulan Maret lalu. Negara pimpinan Kim Jong Un ini juga melakukan uji coba rudal jelajah hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden menjabat pada akhir Januari.
Surat kabar resmi Partai Buruh, Rodong Sinmun memuat foto-foto rudal jelajah jarak jauh baru yang terbang dan ditembakkan dari peluncur pengangkut-erektor. Dilaporkan oleh KCNA, rudal merupakan senjata strategis yang telah dikembangkan selama dua tahun terakhir.
Rudal juga dinilai sebagai elemen kunci dari rencana lima tahun yang digariskan pada Januari untuk memajukan ilmu pertahanan dan persenjataan Korea Utara.
Tes tersebut memberikan signifikansi strategis untuk memiliki sarana pencegahan lain yang efektif untuk menjamin keamanan negara. Keberadaan rudal dinilai mampu menahan manuver militer pasukan musuh.
Ujicoba rudal selama akhir pekan lalu itu langsung dikecam Amerika Serikat (AS), karena dianggap menimbulkan ancaman nyata bagi negara tetangga dan sekitarnya.
"Kegiatan ini menyoroti fokus DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korut) pada pengembangan program militernya yang tetap berlanjut dan ancaman yang ditimbulkan terhadap negara tetangganya serta komunitas internasional," ujar Komando Militer AS di kawasan Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataannya, Senin (13/9).
AS menegaskan akan terus memantau situasi dan berkonsultasi erat dengan negara sekutu dan mitranya di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, dalam menghadapi ancaman Korut.
"Ini menegaskan kembali komitmen AS untuk pertahanan tetangga Korut dan Jepang agar tetap kuat," ujarnya.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan rudal itu dikabarkan mampu menempuh jarak 1.500 kilometer di luar wilayah dan perairan teritorialnya.
KCNA juga menyatakan pengembangan rudal tersebut memberikan kemampuan strategis yang efektif dan menggentarkan musuh, guna menjamin keamanan Korut dan mengatasi serangan militer lawan.
Uji coba itu berlangsung ketika kesepakatan denuklirisasi Semenanjung Korea antara Korut dan AS mandeg. Di tengah kebuntuan ini, Korut seringkali memamerkan senjata baru dan melakukan uji coba rudal.
Korut menyatakan AS dan Korsel tetap menerapkan kebijakan yang membahayakan negaranya terlepas dari dialog dan perundingan denuklirisasi selama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: