AS Belum Akui Pemerintahan Afghanistan, Jubir Taliban: Kami Tak Ingin Berhubungan dengan Israel

AS Belum Akui Pemerintahan Afghanistan, Jubir Taliban: Kami Tak Ingin Berhubungan dengan Israel

Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum mengakui pemerintahan Afghanistan yang baru di bawah kendali Taliban. Sebelumnya, Taliban mengumumkan susunan pemerintahan Afghanistan sementara di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Hasan Akhund.

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, pemerintah belum memberikan penilaian apa pun mengenai pemerintahan yang baru.

"Ini merupakan kabinet sementara. Tidak seorang pun di pemerintahan ini, baik presiden maupun tim keamanan nasional, akan menyarankan untuk menghormati dan menghargai (pemerintahan) Taliban dan sebagai anggota komunitas global," kata Psaki dikutip dari Reuters, Kamis (9/9).

"Mereka belum akan mendapatkan itu dengan cara apa pun dan kami tidak pernah memberikan penilaian itu," sambungnya.

Taliban mengumumkan susunan pemerintahan sementara Afghanistan pada Selasa (7/9), di antara mereka ada yang dijatuhi sanksi oleh PBB dan menjadi buruan FBI terkait terorisme.

Hasan Akhund ditunjuk sebagai perdana menteri. Dia diketahui memiliki hubungan dekat dengan pendiri Taliban, Mohammed Omar (Mullah Omar), pemimpin Afghanistan saat Taliban berkuasa pada 1996-2001.

Sementara posisi wakil perdana menteri diisi Abdul Ghani Baradar.  Pemerintahan interim Afghanistan ini mengaku siap menjalin kerja sama dan membangun dialog dengan negara-negara lain di dunia, kecuali Israel.

"Kami ingin memiliki hubungan dengan negara-negara lain, tapi tidak ingin memiliki hubungan dengan Israel," kata juru bicara Taliban, Shuhail Shaheen, seperti dikutip Sputnik News, Rabu (8/9).

Shaheen tak menjelaskan alasan alasan detail Afghanistan tak akan ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Menurutnya, Israel tidak masuk daftar di antara negara-negara lain.

khususnya, Afghanistan ingin menjalin hubungan dengan semua negara tetangga dan kawasan, termasuk Amerika Serikat. (fin/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: