Tiga Tahun Ganjar-Yasin Mengabdi, Fokus Genjot Digitalisasi UMKM

Tiga Tahun Ganjar-Yasin Mengabdi, Fokus Genjot Digitalisasi UMKM

Pemprov Jawa Tengah melakukan ikhtiar digitalisasi UMKM, di tengah turbulensi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Upaya ini merupakan wujud pemenuhan visi misi Ganjar-Yasin, yang kini memasuki tahun ketiga melayani rakyat Jateng.

Data dari Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, sebanyak 44.338 pelaku usaha kecil menengah terdampak wabah Covid-19. Dari jumlah tersebut, UKM yang paling banyak terdampak adalah bidang makanan minuman sebanyak 65,33 persen.

Disusul UKM bidang perdaganan sebesar 16,40 persen, dan jasa 6,93 persen. 

"Jika dilihat dari permasalahannya, secara prosentase 52,98 persen UKM mengalami kendala dalam pemasaran. Selain itu ada kendala dari permodalan sebanyak 30,24 persen," ujar Kepala Dinkop UKM Jateng Emma Rachmawati, Jumat (3/9) lalu. 

Kondisi ini tidak berbeda jauh, ketika PPKM darurat mulai diberlakukan 5-20 Juli 2021. Karenanya, Pemprov Jateng melakukan upaya masif guna mengubah strategi berdagang konvensional pelaku UMKM ke digital.

Di antaranya, dengan peningkatan literasi digital, pelatihan, bimbingan teknis dan workshop. Kerjasama pun dijalin dengan platform jualan dan pelatihan daring. 

Di antaranya, promosi melalui start up decacorn Gojek melalui promo Banner Go-Food, yang telah mendapatkan omset Rp2,5 miliar. Promosi virtual UKM Virtual Expo (UVO) yang menjaring pembeli hingga luar negeri dan menangguk omset hingga Rp4,8 miliar. 

Adapula kerjasama yang dilakukan dengan Go-Jek melalui platform Go-Shop. Pada tahun ini, Pemprov Jateng juga bekerjasama dengan marketplace digital Shopee untuk mendirikan Kampus UMKM. 

Selain itu, ada pula pelatihan online oleh Mbizmarket, guna mempersiapkan UMKM ikut dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. 

"Pak Gubernur juga ikut memromosikan UMKM melalui Lapak Ganjar. Kami juga ada pelatihan marketing online. Kerjasama dengan Go-Jek melalui Go-Shop juga dilakukan di beberapa kabupaten atau kota. Seperti di Surakarta raya, Sragen, Kota Solo, Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Adapula Banyums, Kabupaten Semarang, dan Kota Tegal," sebutnya. 

Tak lupa, pelatihan bagi UMKM pun diberikan. Di antaranya dengan program Hetero Space, kompetisi start up. Selain itu adapula pendampingan yang dilakukan di UMKM Center di Banyumanik-Kota Semarang.

Upaya-upaya tersebut didukung pula dengan produk hukum. Melalui Instruksi Gubernur Jateng No.4/2021, yang merupakan respon dari undang-undang cipta kerja, guna memaksimalkan pengadaan barang dan jasa dari sektor UKM. 

Hingga Agustus 2021, terdapat 622 UKM yang terdiri dari 291 UKM berbadan hukum dan 331 non-badan hukum. Sementara transaksi yang telah bergulir sebanyak 620 paket dengan nilai Rp1.556.385.378. (*/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: