Dukung Pelestarian Budaya, Bupati Tegal Jadikan Makam Amangkurat sebagai Wisata Religi

Dukung Pelestarian Budaya, Bupati Tegal Jadikan Makam Amangkurat sebagai Wisata Religi

Makam Amangkurat di komplek Pemakaman Tegal Arum, Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna diharapkan bisa menjadi tempat wisata religi di Kabupaten Tegal. Sebab, makam tersebut merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. 

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Adipati Dipokusumo, usai melakukan penjamasan pergantian ageng dalem atau kelambu singgep ingkang sinuwun Kanjeng Susuhunan Amangkurat Agung, di Makam Amangkurat mengatakan, ritual penjamasan ini merupakan upaya pelestarian tradisi dan nilai-nilai budaya jawa. 

Selain itu, juga untuk memberikan penyadaran dan juga pemahaman kepada khalayak tentang arti penting Makam Tegal Arum. 

"Tradisi tahunan ini dapat terus berkesinambungan dan berkembang menjadi daya tarik wisata religi di Kabupaten Tegal," katanya. 

Ritual jamasan, tambah Adipati Dipokusumo, dimulai dengan kirab bersama cucuk lampahnya, mengawal sejumlah abdi dalem Keraton Surakarta pembawa kelambu dan pengiring lainnya. 

Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa zikir dan tahlil, salawat nabi dan syahadat untuk mengawali prosesi penggantian kelambu atau tirai penutup makam Sunan Amangkurat Agung. 

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah yang rutin mengikuti acara penjamasan ini mengatakan, Pemkab Tegal sangat mendukung upaya pelestarian budaya. Tradisi penjamasan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di bulan Suro ini merupakan wujud penghormatan kepada para leluhur dan pendahulu. 

"Sebagai generasi penerus, sudah sepantasnya kita mensyukuri atas segala hal baik yang diwariskan, memetik hikmah dari perjalanan sejarah di dalamnya untuk membentuk karakter, mentalitas dan jatidiri sebagai bangsa yang kuat, unggul dan bermartabat,” ucapnya. 

Dirinya tak menampik, lanjut Umi Azizah, paparan informasi dan kuatnya pengaruh budaya asing telah banyak menggeser tatanan nilai budaya bangsa dan budaya ketimuran. 

Sehingga melalui rangkaian prosesi penjamasan tersebut, masyarakat bisa lebih didekatkan lagi pada akar budaya jawa yang kental dengan semangat kegotong-royongan, tepo seliro, andhap asor, saling menghormati dan saling menghargai segala bentuk perbedaan. 

"Rencananya memang makam ini akan dijadikan sebagai tempat wisata religi," tandasnya. (guh/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: