Ada Siswa yang Naik Angkot dan Ojek, Ganjar: Hati-hati, Orangtua Mesti Terlibat

Ada Siswa yang Naik Angkot dan Ojek, Ganjar: Hati-hati, Orangtua Mesti Terlibat

Gubernur Ganjar Pranowo menyayangkan masih adanya siswa yang berangkat naik angkot atau ojol. Hal itu ditemukan Ganjar di beberapa siswa saat tinjauan pagi tadi.

“Satu dua problem transport ya, karena orangtuanya tidak bisa mengantar secara langsung, menjemput secara langsung sehingga ada yang naik angkot ada yang naik ojek. Tapi sangat sedikit sih,” kata Ganjar.

Ganjar berharap, orangtua hingga kerabat terdekat siswa turut berperan membantu menyukseskan pelaksanaan PTM. Sehingga effort dilakukan bersama baik dari siswa, sekolah hingga orangtua.

“Ini yang mesti hati-hati kita butuh bantuan orangtuanya, agar orangtuanya juga bisa membantu jadi effortnya bareng-bareng. Orangtuanya terlibat, saudaranya terlibat, keluarga terdekatnya terlibat,” jelas Ganjar.

Ganjar menyontohkan ketika dirinya bertemu seorang siswa SD, yang diantar bapaknya naik sepeda motor dengan keranjang bakso. Menurut Ganjar, dengan keterlibatan orangtua bisa memberikan semangat untuk anaknya.

“Tadi saya lihat ada anak SD orangtuanya bakul bakso terus kemudian diantar naik keranjang baksonya itu semangat yang luar biasa. Jadi orangtuanya berpartisipasi, anaknya menjadi penuh semangat karena diantar oleh orangtuanya. Itu penting,” tandasnya.

Hari kedua Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Ganjar Pranowo menilai pelaksanaan di berbagai sekolah sudah bagus. Meski sistem PTM di tiap sekolah berbeda, Ganjar mengapresiasi kehati-hatian para guru.

Fakta tersebut ditemukan Ganjar saat mengecek PTM sembari gowes pagi, Selasa (31/8). Sejumlah sekolah dari berbagai tingkat dikunjunginya, mulai dari jenjang SD sampai SMA. Di SMP 39 Semarang, sistem PTM dilakukan dengan ganjil genap.

“Selamat pagi, Pak, gimana PTM-nya, berapa siswa yang masuk?” tanya Ganjar kepada para guru yang sedang menanti kedatangan siswa.

“Kami sistemnya ganjil genap, Pak, yang masuk hanya siswa kelas 9. Satu kelas 16 anak. Kelas 7 rencana minggu depan,” ujar Fendyka, guru SMP 39 Semarang.

Berbeda lagi ketika Ganjar menengok PTM di SMK 6 Semarang. Sekolah kejuruan dengan bidang perhotelan hingga tata busana itu melaksanakan PTM untuk siswa kelas 11. Pembelajaran pun hanya berlangsung 4 jam mulai pukul 07.30 hingga 09.30 wib.

“Kelas 11 (yang PTM) karena prioritas. Mereka belum pernah tatap muka dan ini mereka praktik. Dua minggu kelas sepuluh,” ujar Kepsek SMK 6 Semarang Almiati.

Dari total 482 siswa, kata Almiati, dibagi menjadi dua. Minggu ini berjalan untuk tujuh kelas dan minggu depan untuk 6 kelas. Lebih hati-hati lagi, setiap kelasnya dibagi ke empat ruangan.

“Bagus itu, jadi benar-benar sedikit ya dalam satu kelas,” kata Ganjar menimpali laporan guru SMK 6 Semarang.

Sumber: