Tensinya Tinggi, Bu Dokter Tetap Divaksin Booster dan Meninggal Dunia Beberapa Hari Kemudian

Tensinya Tinggi, Bu Dokter Tetap Divaksin Booster dan Meninggal Dunia Beberapa Hari Kemudian

“Sabtu malamnya sempat menyampaikan di grup saudara, kalau almarhumah tidak demam tapi perasaannya tidak enak,” katanya.

“Tapi pesan-pesan almarhumah untuk kami saudaranya di Sabtu malam itu sangat banyak,” ungkap Suswani.

Kemudian pada Minggu (22/8) pagi, almarhumah sempat ditanya kondisinya dan dia merasa baik. Almarhumah kemudian melanjutkan aktivitas mencuci baju sambil berbincang dengan ibunya.
 
Saat itulah sang dokter tiba-tiba pingsan hingga dinyatakan meninggal.

Terkait tensi darah tinggi, Suswani menyebut almarhumah memang memiliki penyakit penyerta (komorbid) berupa hipertensi.

“Almarhumah memang ada komorbid, sejak dulu tensi selalu di atas 140 mmHg,” katanya.

Atas peristiwa tersebut, Suswani mengaku pihak keluarganya ikhlas atas peristiwa yang terjadi. Keluarga percaya ini takdir Tuhan yang maha kuasa.

“Kami pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian almarhumah dan menerima itu sebagai takdir dari Allah SWT,” katanya.

Selain itu, pihak keluarga juga mengaku menghargai perhatian masyarakat luas atas peristiwa ini.

“Kami memahami bahwa almarhumah sudah menjadi milik masyarakat karena berprofesi sebagai pelayan masyarakat,” kata Suswani dilansir dari detikcom.

Suswani juga mengaku akan memberikan segala bentuk informasi yang diperlukan tim investigasi yang tengah menyelidiki peristiwa tersebut.

Kemudian dia juga berharap berita yang muncul tidak memicu polemik.

“Kiranya berita yang muncul tidak menimbulkan polemik dan menambah beban keluarga yang masih sedang berduka cita,” jelas Suswani. (ral/int/pojoksatu/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: