Moeldoko Gantian Disindir Politikus Demokrat: Diganggu Lalat, Artinya Sudah Terlalu Banyak Sampah!
Moeldoko mengingatkan semua pihak untuk tidak menjadi lalat politik yang mengganggu konsentrasi penanganan pandemi Covid-19 .
Di saat seperti ini yang dibutuhkan adalah kebersamaan, solidaritas, bahu membahu atasi permasalahan pelik Covid-19.
“Saya mengingatkan semua pihak janganlah menjadi lalat-lalat politik yang justru mengganggu konsentrasi,” ujar Moeldoko dilansir dari Youtube Kantor Staf Presiden, Minggu (11/7).
Mantan Panglima TNI itu mengatakan, pemerintah bersama tenaga kesehatan dan relawan sudah bekerja keras menjadi garda terdepan untuk menangani pandemi Covid-19.
Mereka melawan musuh yang tidak terlihat yang namanya virus korona. Sehingga kerja keras mereka jangan diganggu pihak-pihak dengan menjadi lalat politik yang hanya membuat gaduh suasana di dalam negeri.
“Konsentrasi siapa? Mereka yang saat ini bekerja keras bahkan mempertaruhkan hidup. Bekerja antara hidup dan mati. Para tenaga medis, para ASN, saat ini telah bekerja keras untuk itu semua. Sekali lagi janganlah menjadi lalat-lalat politik yang mengganggu,” tegas Moeldoko.
Namun, Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik melontarkan sindiran pedas atas pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) tersebut.
Menurut Rachland, lalat hanya mengerubuti sampah yang berbau busuk. Moeldoko yang berada di lingkaran istana diminta peka, jika di sana menemukan lalat, itu artinya istana sudah terlalu banyak sampah.
“Jenderal, lalat hanya mengerubuti sampah berbau busuk atau anyir. Jika Anda lihat istana diganggu lalat, itu artinya di istana sudah terlalu banyak sampah,” celoteh Rachland lewat akun Twitternya, hari ini.
Selain Rachland, politisi Demokrat lainnya juga melontarkan sindiran tak kalah pedasnya.
Syahrial Nasution, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat menyebut, istilah lalat politik yang dikatakan Moeldoko lantaran pemerintah tak tahan lagi dikritik soal lambannya penanganan pandemi Covid-19.
“Gara-gara gak tahan dikritik soal cara penanganan Covid-19. Boss nya ngomong ada lalat politik. Anak buahnya bilang, ada sampah demokrasi,” sebut Syahrial juga lewat cuitannya di Twitter.
Istilah sampah demokrasi dilontarkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang merupakan bawahan Moeldoko.
Dalam pernyataannya, Ali Mochtar Ngabalin menyebut sejumlah pihak yang mendesak Presiden Joko Widodo untuk mundur adalah sampah demokrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: