Komersialkan Vaksin Covid-19, Faisal Basri Sebut Kata Biadab
Ekonom senior Faisal Basri mengecam keras langkah Kimia Farma yang mulai menjual vaksin Covid-19 individu atau layanan mandiri.
Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi dan fakta di lapangan. Sebab, keberadaan vaksin untuk masyarakat masih cukup langka.
“Pasokan vaksin masih terbatas. Praktik jualan vaksin adalah tindakan biadab,” cuitnya di Twitter, Minggu (11/7).
Karena itu, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk memberikan lampu hijau atas langkah BUMN tersebut.
“Pemerintah harus melarangnya, apalagi yang jualan BUMN,” tegasnya.
Sementara dalam cuitan lainnya, Faisal Basri menuding bahwa BUMN sejak awal sudah melihat kondisi ini sebagai salah satu lahan bisnis.
“Sejak awal memang BUMN Farmasi memandangnya sebagai peluang bisnis,” tulisnya.
Dikutip dari Fajar, PT Kimia Farma Tbk akan membuka klinik vaksinasi individu secara resmi pada Senin, 12 Juli 2021. Masyarakat yang akan melaksanakan vaksinasi di apotek pelat merah ini, harus merogoh kocek agak dalam.
Hal ini sejalan dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4643/2021 tentang penetapan besaran harga pembelian vaksin produksi Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma dalam pelaksanaan pengadaan vaksin corona virus Covid-19 dan tarif maksimal pelayanan untuk pelaksaan vaksinasi gotong royong.
Harga vaksin per dosis sejumlah Rp321.660. Sementara untuk harga layanannya Rp117.910. Sehingga jika ditotal, masyarakat harus membayar untuk satu dosis sebesar Rp439.570. (pojoksatu/fajar/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: