Melonjak! Setiap Hari, Enam Orang Meninggal Dunia Karena Covid-19
Orang yang meninggal dunia karena terkena Covid-19 di Kabupaten Tegal mengalami peningkatan. Saat ini, setiap hari orang yang meninggal dunia karena sebanyak 5 sampai 6 orang.
Bupati Tegal Umi Azizah, Senin (5/7) mengatakan, dalam dua pekan terakhir ini jumlah penambahan kasus Covid-19 rata-rata 105 orang per harinya.
Kabupaten Tegal yang masuk dalam level 3 ini dikategorikan sebagai wilayah dengan penambahan jumlah konfirmasi harian 50 sampai 150 kasus. Sedangkan penambahan pasien yang dirawat di rumah sakit 10 sampai 30 orang per hari, dan rata-rata kasus kematiannya 3 sampai 5 orang per hari.
"Sementara jika dihitung pasca- Lebaran pada 18 Mei 2021 hingga sekarang mencapai 3.675 kasus.
Jumlah itu dalam waktu sekitar 45 orang," katanya.
Pemkab Tegal, tambah Umi Azizah, telah menindaklanjuti arahan Presiden RI dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19 wilayah Jawa-Bali.
Dirinya meminta dukungan para tokoh agama dan masyarakat untuk ikut serta bersinergi mendukung upaya strategis pemerintah dalam menekan laju penularan Covid-19 yang dinilainya sudah cukup mengkhawatirkan.
"Kita tentunya tidak ingin lonjakan kasus Covid-19 ini berujung pada ledakan kasus yang melumpuhkan fasilitas kesehatan. Karena menambah panjang daftar antrean jenazah pasien Covid-19 yang harus dimakamkan,” tambahnya.
Badai Covid-19 yang melanda India, lanjut Umi Azizah, tidak terjadi di Indonesia di mana banyak berjatuhan korban jiwa yang tidak bisa tertangani secara medis. Menyisakan ribuan anak yatim piatu dan melumpuhkan sendi perekonomian serta menambah beban sosial yang dampaknya akan jauh lebih sulit dan lama untuk memulihkannya.
Dirinya tak menampik, akhir-akhir ini memang banyak keluhan dari warga karena kesulitan mendapatkan tempat tidur isolasi di rumah sakit. Mereka mengeluh, menyampaikan ke dirinya sudah berputar-putar mencari rumah sakit yang bisa menampung, karena rata-rata sudah penuh.
Kabar duka pun mulai muncul tentang pasien Covid-19 yang meninggal dunia di rumahnya karena tidak mendapat tempat perawatan di rumah sakit.
Fenomena tersebut menunjukkan pandemi Covid-19 ini ada dan membahayakan ketahanan negara. Sehingga dirinya mengajak para tokoh dan pemuka agama untuk ikut mendorong pelaksanaan ibadah seperti salat berjamaah dapat dialihkan di rumah dan menutup sementara masjid dan musala.
Penutupan sementara tersebut juga berlaku untuk gereja, kelenteng maupun vihara yang menurutnya, sudah bisa dilakukan secara daring. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: