Sebut Tuhan Murka Jika Masjid Ditutup, Gus Nadir Nilai Anwar Abbas Sok Tahu!
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas memberikan tanggapan atas kebijakan penutupan rumah ibadah umat muslim selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.
Ia membandingkan kebijakan itu dengan tidak ditutupnya area perkantoran. Menurutnya, jika kantor tidak ditutup sementara masjid ditutup, maka bangsa ini akan dimarahi Tuhan.
Dikutip dari Fajar, PPKM darurat resmi diterapkan mulai Sabtu 3 Juli 2021 hingga 17 hari setelahnya.
Aturan ini berdasarkan Instruksi Mendagri PPKM darurat dengan Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.
Ada 13 poin yang tertuang dalam aturan tarik rem darurat ini yang pada intinya mengatur tentang pelaksanaan PPKM darurat. Salah satu yang diatur adalah penutupan sementara rumah ibadah, baik masjid, gereja, pura, dan lainnya.
Cendekiawan muslim yang juga tokoh Nahdlatul Ulama, Nadirsyah Hosen bereaksi dengan tanggapan Anwar Abbas itu. Menurutnya, pernyataan Anwar Abbas jelas keliru.
“Pak Anwar Abbas ini keliru. Menutup masjid sementara (gak selamanya) dalam kondisi darurat itu dibenarkan sesuai kaidah fiqh dan maqashid as-syariah,” sebut Gus Nadir lewat cuitannya di Twitter, @na_dirs, Jumat (2/7).
Tidak sampai di situ, waktu melontarkan pernyataan itu dinilai Gus Nadir juga tidak tepat. Pasalnya saat Covid-19 tengah melonjak tajam di hampir seluruh wilayah Jawa dan Bali, kebijakan tersebut sah-sah saja ditempuh demi keselamatan masyarakat umum.
“Timing pernyataan tidak tepat. Gak ada simpati beliau terhadap kondisi masyarakat,” kritiknya.
Di samping itu, lanjut Gus Nadir lagi, Anwar Abbas dengan pernyataannya bahwa bangsa ini akan dimarahi Tuhan karena telah menutup masjid, adalah pernyataan yang sok tahu.
Karena yang ditutup bukan hanya masjid tapi semua rumah ibadah umat beragama. Itu pun hanya di wilayah yang dikenakan kebijakan PPKM darurat saja.
“Beliau sok tahu bahwa Tuhan akan marah. Yg ditutup sementara itu gak cuma masjid, tapi semua rumah ibadah. Itu pun hanya di wilayah & periode tertentu. Gak selamanya dan gak di seluruh wilayah,” sebut Gus Nadir.
Sehingga ia meminta kepada para pemuka agama untuk tidak menggiring konteks ini ke arah pemerintah anti Islam.
“Jadi gak usah digoreng: “Tuhan murka”; “Rejim anti Islam” dll. Ibadah masih bisa dikerjakan di rumah masing-masing secara berjamaah,” katanya lugas. (dra/fajar/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: