Peretasan WA BEM UI Dinilai Komisaris BUMN Modus yang Dibuat-buat: Ini Mahasiswa Bau Kencur
Pengakuan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang mengaku diserang secara digital berupa peretasan WhatsApp (WA) dinilai hanya modus yang dibuat-buat.
Hal ini seperti dikatakan Komisaris PT Pelayaran Nasional (Pelni) Dede Budhyarto. Dia mengaitkan hal ini dengan sejumlah pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belum lama ini mengakui mengalami peretasan WA.
“Sewaktu rame isu TWK KPK, beberapa orang yang tidak lolos, mengaku akun WhatsApp-nya diretas…ehhh ini mahasiswa bau kencur baru bisa buat meme terus viral, katanya WhatsApp-nya diretas. Pola playing victim murahan dari senior yg diikuti Juniornya,” kata Dede Budhyarto melalui akun Twitter-nya, Selasa (29/6).
Di cuitan lain, Dede menuding BEM UI ada departemen yang khususnya membuat propaganda.
“Hebat juga yah di struktur BEM UI ada departemen propaganda, biasanya yg sering pakai kata istilah propaganda itu komunis dan fasis. Biasanya loh,” ujarnya dikutip dari Fin.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku mendapat serangan digital berupa upaya peretasan nomor WhatsApp miliknya setelah mengkritik Presiden Joko Widodo.
“Saat ini WhatsApp saya tidak bisa dibuka karena sedang diretas. Jika ada pesan dari HP maka bukan saya yang mengirim,” kata Leon Alvinda melalui Twitter @Leon_Alvinda Senin (28/6).
Leon mengakui bukan saja dirinya yang mendapat serangan digital berupa upaya peretasan, beberapa pengurus BEM UI juga mengalami.
“Pada tanggal 27 dan 28 Juni 2021, telah terjadi peretasan akun media sosial kepada beberapa pengurus BEM UI 2021, di antaranya sebagai berikut: 1. Pukul 00.56 akun WhatsApp Tiara Sahfina (Kepala Biro Hubungan Masyarakat BEM UI 2021) tidak dapat diakses,” katanya. (fin/fajar/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: