Mau Terapkan Lockdown, Zubairi Djoerban: Harus Disepakati Dulu, Pandemi Sudah Darurat atau Belum?
Lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir harus dilihat satu pandangan seluruh pemangku kebijakan, pengusaha, hingga masyarakat. Sehingga nantinya akan memudahkan penanganan sebaran pendeminya.
Hal itu diungkapkan Kepala Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (Kasatgas IDI), Prof. Zubairi Djoerban, Selasa (22/6). "Sekarang begini dulu, kita sepakati kita darurat atau tidak?" ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL.
Zubairi mengurai beberapa laporan telah menyebutkan bahwa tidak sedikit rumah sakit yang sudah kewalahan kemudian memilih menutup layanan IGD. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena akan membuat pasien jadi tidak tertangani.
“Bahkan IGD beberapa rumah sakit ditutup, karena kalau masuk IGD Covid-19 kan ada rencana perawatan. Nah perawatan 100 persen ICU penuh, bagaimana bisa (dirawat)? Jadi ada rumah sakit yang menutup IGD Covid-19," jelasnya.
"Kalau mau bilang datanya rumah sakit semua penuh, lihat benar nggak. Kalau benar ya harus percaya," imbuhnya.
Pun juga dengan wacana lockdown yang juga didesak beberapa kepala daerah, kata dia, baru bisa diterapkan ketika semua sepakat bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia sudah dalam posisi darurat.
"Kalau ini darurat, cara berpikir cara mengambil kebijakan sesuai dengan kedaruratan, kalau kita anggap ini ecek-ecek ya kita tidak perlu diskusi mengenai lockdown,” bebernya.
Cara sederhana melihat situasi itu, kata dia, adalah mengamati lingkungan sekitar soal pergerakan sebaran pandemi Covid-19.
"Kedua, kalau bener kita melihat di sekitar kita orang pada sakit, ya itu benar ada masalah serius," tandasnya. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: