Muannas Sebut Qodari Buat 3 Kesalahan Fatal: Pengkhianat Demokrasi dan Reformasi
Qodari yang mewacanakan Jokowi tiga periode dinilai Politisi PSI Muannas Aladaid sudah melakukan tiga kesalahan fatal.
Muannas tak sependapat dengan pernyataan Qodari bahwa pasangan Jokowi-Prabowo 2024 akan mengikis polarisasi dukungan.
“3 kesalahan fatal yang dorong-dorong Jokowi 3 periode: 1. Langgar Konstitusi, 2. Jokowi sendiri sudah menolak dan marah-marah atas usulan itu, 3. Pengkhianat demokrasi dan reformasi,” kata Muannas dikutip dari Pojoksatu.id, dari akun Twitter pribadinya, @muannas_alaidid, Sabtu (19/6).
“Pandemi belum usai, Qodari sudah ribut 2024, bikin gagasan sampah 3 periode. Polarisasi bukan karena paslon tapi politik identitas, hal yang memecah belah mestinya dihentikan mau siapapun paslonnya,” tegas Muannas.
Muannas menilai seharusnya Qodari tidak melemparkan wacana Jokowi tiga periode karena Jokowi sendiri sudah berulang kali menolaknya.
“Saya yakin betul si Qodari ini bukan pendukung Jokowi, gagasannya soal wacana 3 periode sudah jelas ditolak sendiri oleh Jokowi, ambisi Qodari beda dengan ambisi Jokowi,” katanya.
Dikatakan Muannas, Jokowi tidak berambisi menjadi pemimpin seperti ekonom senior Rizal Ramli.
“Jokowi terpilih 2 periode bisa jadi publik menilai selain bisa bekerja beliau memang tidak pernah berambisi jadi pemimpin, beda ama Rizal Ramli,” katanya.
“Di mata kita yang mendukungnya selama ini Jokowi ibarat Umar bin Abdul Azis, di mata Qodari mau di ‘jorokin’ jadi Machiavelli, bahaya betul Qodari,” tandas Muannas.
Sebelumnya, Penasihat Jokpro M. Qodari yang juga direktur eksekutif Indobarometer mengakui dirinya sebagai penggagas Jokowi-Prabowo 2024.
Ia membuat tersebut agar tidak terjadi polarisasi masyarakat seperti di Pilpres 2019.
“Pengagas pertama saya, karena saya melihat masalah polarisasi di tahun 2024 itu kecenderungannya akan semakin menguat, lebih kuat dibandingkan 2014 dan 2019,” Qodari.
“Solusinya menggabungkan dua tokoh merupakan representasi terkuat masyarakat Indonesia yaitu Prabowo dan Jokowi, Jokowi dan Prabowo sehingga polarisasi itu tidak terjadi,” tambahnya. (pojoksatu/fajar/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: