Ditantang Bersihkan KKB Papua, IPW: Medan Tempur Baru Menunggu Densus 88
Setelah pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai gerakan teroris, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri ditantang menunjukkan kemampuan dan keandalannya.
"Minimal sebulan setelah penetapan KKB sebagai gerakan teroris, Densus 88 bisa turun ke Papua untuk membersihkan aksi teroris Papua yang meresahkan masyarakat. Paling tidak melokalisir gerakan kelompok teror di sana," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, melalui keterangannya, Jumat (30/4), dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.
IPW mengingatkan teroris di Papua lebih bengis, lebih terlatih, lebih solid, dan lebih canggih persenjataannya ketimbang teroris di luar wilayah Papua. Neta berpandangan teroris Papua seakan telah menorehkan fenomena baru dalam sejarah terorisme, di mana seorang jenderal bisa terbunuh dalam serangan teroris.
IPW mencatat, gugurnya Kepala BIN Daerah Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, pada Minggu (25/4) menjadi sejarah pertama adanya seorang perwira tinggi TNI yang tewas dalam konflik di Papua.
Kasus tertembaknya Putu Danny ini juga menunjukkan bahwa teroris Papua sepertinya memiliki penembak jitu yang terlatih dengan senjata mumpuni.
Ulah bengis teroris Papua ini terlihat juga dalam pekan pertama April 2021. Dalam satu pekan itu teroris Papua sudah menewaskan warga dari berbagai kalangan. Mulai guru, siswa, hingga tukang ojek di Kabupaten Puncak.
Selain itu, teroris Papua juga merusak sekolah dan rumah-rumah warga. Bahkan KKB membakar rumah anggota DPRD di Kampung Beoga, Kabupaten Puncak.
Dari data yang diperoleh IPW, teroris Papua di Distrik Beoga, misalnya, memiliki 30 pucuk senjata api. Terdiri dari berbagai merek, mulai dari laras panjang hingga pistol genggam. Di antaranya SS1 hingga M16.
Teroris Papua juga terlihat cukup solid dan terafiliasi hanya pada satu kelompok, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kondisi ini berbeda dengan teroris non-Papua yang terdiri dari lima kelompok. Yakni Negara Islam Indonesia (NII) yang berkembang sejak pasca kemerdekaan Indonesia, Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), dan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK).
Sejak Januari hingga Maret, Densus 88 Antiteror sudah berhasil menangkap 94 terduga teroris non-Papua.
Tentunya, setelah pemerintah menetapkan KKB sebagai teroris Papua, publik menunggu gebrakan operasi pencegahan dan penindakan terorisme oleh Densus 88 di Bumi Cenderawasih.
Publik menunggu mampukah Densus 88 menaklukan gunung dan rimba raya tempat persembunyian teroris Papua. Sebab, selama ini Densus 88 sudah berhasil menjinakan teroris non-Papua yang bersembunyi di rumah-rumah kontrakan padat penduduk di perkotaan.
"Medan tempur baru menunggu Densus 88 di Papua," demikian Neta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: