Kolaborasi Tari dan Lukis, Bentuk Survive Seniman Pemalang di Masa Pandemi
Seorang pelukis di Pemalang, Rasyid memindahkan gerak tarian secara langsung di atas kanvas selama pertunjukan bergulir.
Kolaborasi tari dan seni lukis yang dipertontonkan di pelataran Objek Wisata Pantai Widuri, Kamis (29/4) sore hingga malam itu pun seketika merebut banyak penonton.
Pertunjukan tersebut dihelat Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Pemalang, dalam rangka mengisi Hari Tari Sedunia.
Rasyid menuturkan, ada dua kelompok tarian yang dia lukis saat itu juga, yakni jaipong dan gambyong. Karena tarian tersebut terus bergerak, dengan durasi waktu yang cukup singkat, dia pun menorehkannya dengan konsep impressionis.
"Saya merekam kesan dari apa yang saya tangkap, atau metode impressionis, tidak berfokus dengan detail layaknya naturalis," katanya.
Meski demikian, dua karya lukisannya itu pun dapat diselesaikan dengan baik.
Ketua Komite Seni Tari DKD Kabupaten Pemalang Cindy Mareta mengatakan, tidak ada tema khusus di acara yang digelar untuk mengisi hari tari ini.
"Pentas kali ini barangkali hanya kerinduan dan bentuk survive bahwa pandemi tak menyurutkan gairah berkesenian, khususnya tari," katanya.
Cindy sendiri dalam acara itu menampilkan tari kontemporer yang dia beri judul Ing Warna. Tarian tersebut berkisah soal kondisi seniman di masa pandemi saat ini.
Di sisi lain, Ketua Umum DKD Pemalang Supendi mendukung dan mengapresiasi acara itu. Dia menyebut, pentas tersebut merupakan kegiatan pertama kali DKP Pemalang di masa pandemi.
Dia lantas membuka seluas-luasnya masyarakat yang punya kecintaan yang sama akan seni, baik tari ataupun lukis, untuk turut berproses bersama di DKD Kabupaten Pemalang.
"Karena kita adalah wadah, ruang bagi seniman berekspresi," pungkasnya. (sul/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: