Jejak Hiu Kencana, Manuver KRI Nanggala-402 Ternyata Pernah Bikin Keder Filipina dan Australia
Sejak bergabung dengan TNI AL 40 tahun lalu, KRI Nanggala-402 ternyata sangat ditakuti pergerakannya. Jejak sejarah kapal selam yang tenggelam di Perairan Utara Bali itu, ternyata pernah membuat gentar Australia dan Filipina antara 1998-2000.
Pada Agustus-Oktober 1999 lalu, KRI Nanggala-402 pernah menjalankan misi intelijen di Timor Timur, untuk melacak pergerakan pasukan International Force for East Timor (Interfet). Selain itu, juga dikirim ke perbatasan Filipina untuk melacak jaringan penyelundupan senjata saat konflik di Ambon dan Poso, 1998-2000.
Laksamana Muda (Purn) Frans Wuwung menyebut kehadiran KRI Nanggala-402 bersama KRI Cakra 401 di perairan Timor Timur kala itu membuat Australia mengurungkan niatnya untuk bertindak macam-macam terhadap RI.
Pasca-jajak pendapat, Australia memimpin pasukan Interfet di bawah bendera PBB.
“Äda banyak kekuatan waktu itu yang mau masuk selain Australia. Tapi kemudian mereka ragu karena ada Nanggala di sana,” kata pria yang pernah menjadi Direktur Intelijen Angkatan Laut.
“Itu namanya efek deterrent,” kata Frans Wuwung.
Khusus operasi intelijen ke perbatasan Filipina, kata Frans Wuwung, dilakukan untuk mengkonfirmasi informasi yang menyebutkan ada pasokan senjata dari Jenderal Ramos dalam konflik di Ambon dan Poso.
“Yang paling seru itu, ini banyak orang tidak tahu, kita pernah melaksanakan kegiatan intelijen ke perbatasan Filipina. Saya kebetulan ada di situ,” jelasnya.
“Itu kan kita dapat informasi dalam konflik Ambon dan Poso ada pasokan senjata dari Jenderal (Fidel) Ramos,” kata Frans Wuwung yang pernah menjadi Kepala Kamar Mesin Nanggala 402.
Pada mulanya, menurut pengakuan Laksamana Muda (Purn) Frans Wuwung di video blak-blakan detikcom seperti dilihat, Senin (26/4), uji KRI Nanggala di Jerman Barat saat itu, maksimum kedalaman 300 meter.
Sementara itu, Kepada The Telegraph edisi 23 Juni 2001, David Dickens, Direktur Pusat Studi Strategis di Universitas Victoria, Wellington, Selandia Baru, pernah mengungkapkan lebih gamblang soal rencana aksi Australia terhadap Indonesia.
Tapi rencana itu urung dilakukan karena gangguan dua kapal selam Indonesia. Manuver keduanya membuat ciut sebab bisa muncul di sekitar kapal-kapal Interfet di Perairan Timor lalu menghilang tanpa jejak.
“Suatu waktu tiba-tiba kapal selam itu menghilang dari pantauan yang menyebabkan pesawat pemburu serta kapal perang Interfet kelimpungan melacaknya,” kata Dicken mengutip perkataan Admiral Peter McHaffie, KSAL Selandia Baru. (pojoksatu/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: