Tenggelam 72 Jam, Skenario Terbaik Kru KRI Nanggala Pecah Pembuluh Darah, Terburuk Meninggal

Tenggelam 72 Jam, Skenario Terbaik Kru KRI Nanggala Pecah Pembuluh Darah, Terburuk Meninggal

Setelah tenggelam selama 72 jam, oksigen pada kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan habis pada Sabtu (24/4) pukul 03.00 dini hari.

Meski begitu, tim evakuasi berharap ada keajaiban untuk keselamatan 53 awak kapal selam yang hilang kontak sejak Rabu lalu tersebut.

Namun, Direktur Eksekutif Lembaga Maritim Nasional Indonesia Siswanto Rusdi mengatakan kemungkinan orang yang selamat ditemukan di kapal selam itu sangat kecil.

Menurutnya, semakin dalam posisi kapal, semakin besar tekanannya.

“Skenario kasus terbaik adalah kru mengalami cedera parah seperti pecah pada gendang telinga dan pembuluh darah, dan skenario terburuk adalah mereka meninggal,” katanya seperti dikutip Straits Times.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan Kapal Selam KRI Nanggala 402 terdeteksi berada di kedalaman 700 hingga 800 meter di bawah permukaan laut.

Beberapa kepingan kapal dan barang ditemukan di sekitar lokasi terakhir KRI Nanggala.

“Kedalaman yang kita deteksi ada pada kedalaman 850 meter,” kata Yudo saat menggelar konferensi pers, Sabtu (24/4) dikutip dari Pojoksatu.

Kedalaman ini membuat penyelamatan dan evakuasi cukup sulit. Penyelamatan juga cukup riskan.

“Jadi sangat riskan dan sangat memiliki kesulitan yang tinggi,” kata Yudo.

“Ada waktu sampai Sabtu sekitar pukul 03.00 pagi. Semoga kita bisa menemukannya sebelum itu,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono kepada wartawan dua hari lalu.
(pojoksatu/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: