Penemuan Barang-barang dari Kapal Selam, Bukti KRI Nanggala-402 Menuju Fase Tenggelam
Penemuan komponen-komponen yang diyakini milik kapal selam menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala-402. Ditambah juga adanya tumpahan minyak dan serpihan yang menambah bukti tersebut.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Sabtu (24/4) dini hari, merupakan batas akhir life support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam atau selama 3 hari. Namun, hingga batas terakhir dari life support tersebut, keberadaan KRI Nanggala belum bisa ditemukan.
Sebelumnya, disebutkan bahwa kemampuan oksigen KRI Nanggala apabila berada dalam kondisi blackout akan mampu bertahan 72 jam atau kurang lebih 3 hari.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa pihaknya akan menyiapkan evakuasi medis terhadap kru KRI Nanggala-402 yang kemungkinan masih selamat.
Persiapan evakuasi ini, kata dia, setelah adanya penemuan-penemuan bukti autentik berupa komponen kapal selam yang diyakini milik dari KRI Nanggala-402. Dari penemuan ini, tahapan submiss ditingkatkan menjadi subsunk.
Dalam pencarian ini, lanjut dia, juga dibantu oleh kapal-kapal luar negeri, di antaranya Kapal MV Swift Rescue dari Singapura, Kapal Mega Bakti dari Malaysia masih dalam perjalanan, HMAS Ballarat dari Australia, kemudian HMAS Sirius Australia. Selain itu, juga ada empat kapal kepolisian, dua kapal Basarnas, satu kapal Bakamla.
KRI Rigel juga membantu pencarian dan sudah bekerja sejak semalam. Sampai saat ini, kata dia, sedang melakukan pendeteksian lanjutan untuk meyakinkan kotak-kotak yang bawah air di sekitar atau posisi terakhir kapal selam terlihat.
Adapun komponen-komponen yang sudah ditemukan milik KRI Nanggala berupa benda berwarna hitam yang merupakan bagian komponen peluncur torpedo, kemudian alas salat, spons atau busa penahan panas, dan benda berwarna putih yang merupakan pembungkus pipa pendingin dan ada tulisan Korea Selatan, botol mineral cairan warna oranye, yaitu grease yang digunakan untuk melumasi naik turunnya periskop. (khf/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: