Pertahanan Negara Pekerjaan Sangat Rumit, Prabowo: Butuh Teknologi Tinggi dan Tentu Berbahaya

Pertahanan Negara Pekerjaan Sangat Rumit, Prabowo: Butuh Teknologi Tinggi dan Tentu Berbahaya

Insiden hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 membuat jajaran TNI waspada. Alutsista adalah unsur penting dalam pertahanan negara. Karena itu, modernisasi perlu segera dilakukan.

"Kejadian ini menggarisbawahi bahwa pertahanan negara adalah suatu pekerjaan yang sangat rumit. Ini memerlukan teknologi yang sangat tinggi dan tentu mengandung unsur bahaya," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4).

Menurut Prabowo persoalan pertahanan negara selalu meliputi tiga hal. Baik itu di laut, udara, dan darat. "Yang pertama adalah kegiatan yang sangat rumit membutuhkan teknologi yang juga sangat tinggi. Profesionalitas juga yang tinggi dari awak-awaknya. Sebab, mengandung unsur bahaya yang sangat tinggi pula," jelas Prabowo.

TNI, lanjut Prabowo, harus selalu siap tempur. Bahkan, latihan yang dilakukan TNI selalu mengandung unsur bahaya. "Karena itu sangat dibutuhan, maka setiap saat latihan, dan latihan harus dilakukan. Latihan juga mengandung bahaya yang sangat tinggi," tutur Prabowo.

Terkait alutsista yang mahal, kata Prabowo, telah dibicarakan dengan para pimpinan TNI. Sebab, selama ini ada dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan dan menjaga kedaulatan negara.

"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan sangat mahal. Pimpinan negara selalu dihadapkan dan dilematis. Di satu sisi harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan. Tetapi, menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan pertahanan tidak terganggu juga penting," paparnya.

Karena itu, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan dirinya untuk menyusun masterplan pertahanan negara. "Presiden menghendaki betul rencana induk 25 tahun. Ini akan memberi kita suatu totalitas kemampuan pertahanan. Masterplan ini sedang kita rampungkan. Saat ini sedang disusun," terangnya.

Prabowo menjelaskan sekitar 2 hingga 3 minggu ke depan, masterplan tersebut sudah selesai. Selanjutnya, dirinya bersama Panglima TNI memyampaikan langsung kepada presiden. (rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: