Sebelum Beraksi di Mabes Polri, ZA Posting di Instagram, Ada Bendera ISIS dan Surat Wasiat
”Kepada penjaga pos, yang bersangkutan bertanya letak kantor pos. Namun, beberapa saat dia kembali ke pos penjagaan itu,” urainya.
Pelaku lantas menyerang petugas di pos penjagaan. Jenderal Listyo Sigit mengatakan, pelaku menembak sebanyak enam kali. Perinciannya, 2 tembakan ke arah pos penjaga, 2 tembakan ke arah luar, dan 2 tembakan ke petugas di belakangnya.
”Yang kemudian direspons dengan tindakan tegas dan terukur,” jelasnya.
Menurut dia, dari hasil olah tempat kejadian perkara, ditemukan identitas yang bersangkutan. Perempuan itu berinisial ZA, 25, dengan alamat di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
”Kami cek sidik jari dan face recognition, hasilnya sesuai,” paparnya.
Dia menegaskan, berdasar hasil profiling diketahui bahwa pelaku merupakan lone wolf atau pelaku tunggal aksi teror. Pelaku berideologi radikal. Itu dibuktikan dari unggahan di akun media sosialnya.
”Pelaku mantan mahasiswa salah satu kampus dan drop out di semester V,” jelasnya.
Sementara itu, kemarin beredar foto senjata yang digunakan teroris tersebut. Terdapat tiga foto. Pertama, foto ZA yang tergeletak dengan senjata di sampingnya. Lalu, foto perbesaran senjata. Pada bagian pegangan senjata, tampak tabung kecil berwarna silver.
Lalu, terdapat foto air gun beserta tabungnya yang mirip dengan yang dibawa teroris tersebut. Karena itu, teroris tersebut diduga tidak membawa senjata api, tapi air gun. Ada juga foto kartu anggota Perbakin milik ZA. Mabes Polri belum berkomentar soal air gun yang digunakan teroris tersebut.
Dengan lolosnya teroris masuk ke kompleks Mabes Polri, keamanan kantor Korps Bhayangkara itu memang perlu dievaluasi. Untuk masuk ke Mabes Polri, ada empat gerbang. Dua gerbang utama yang posisinya di depan terletak di Jalan Trunojoyo. Satu gerbang utama terletak dekat dengan perempatan Jalan Trunojoyo-Jalan Adityawarman. Gerbang utama kedua yang menjadi lokasi penembakan berada di dekat gedung Bareskrim.
Dua pintu gerbang utama berada di bawah Flyover Busway Transjakarta. Kendati menjadi lokasi penembakan, sulit untuk teroris yang menyerang Mabes Polri masuk lewat dua gerbang utama. Sebab, dua gerbang itu tidak digunakan untuk umum. Hanya Kapolri dan petinggi Polri yang bisa keluar masuk dua gerbang tersebut.
Lalu, pintu samping di Jalan Pattimura biasanya digunakan untuk anggota Polri yang beraktivitas menuju gedung TNCC Mabes Polri atau Museum Polri. Terakhir, satu pintu belakang yang biasa digunakan tamu di Jalan Raden Patah.
Untuk masuk melalui pintu belakang itu, memang terdapat pemeriksaan. Ada alat X-ray security scanner yang bisa mendeteksi barang bawaan. Jawa Pos sudah berkali-kali masuk melalui pintu belakang tersebut. Barang bawaannya juga sering diperiksa. Dari pintu belakang itulah, teroris diduga masuk ke kompleks Mabes Polri. Dia kemudian berjalan menuju gerbang utama yang terdapat pos penjagaan dekat gedung Bareskrim.
Tadi malam sekitar pukul 19.40 polisi menggeledah rumah ZA. Sekeliling rumah juga dipasangi police line. Sejumlah petugas tampak berjaga di rumah tersebut. Pantauan Jawa Pos, di dalam rumah tampak beberapa orang duduk di sofa. Sepertinya ada petugas yang sedang bertanya kepada keluarga pelaku.
Berdasar keterangan beberapa warga sekitar, Zakiah dikenal sebagai perempuan yang kurang bergaul dan tertutup kepada warga. Dalam penggeledahan itu, diketahui Zakiah meninggalkan surat wasiat kepada keluarganya.
Beberapa kalimatnya antara lain: Kepada orang yang saya cintai. Wahai mamaku, maafkan Zakiah yang belum pernah membalas pemberian keluarga. Mama dan ayah jangan lupa senantiasa beribadah. Semoga semua nanti dikumpulkan di dalam surga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: