Gandeng Distributor, Koperasi Retail Siap Bersaing di Pasar Grosir
SLAWI - Transformasi ekonomi terus dilakukan pemerintah guna mencegah stagnasi perkoperasian nasional yang semakin tidak populer, terlebih di kalangan milenial. Koperasi dinilai semakin jauh dari slogannya 'soko guru' perekonomian nasional karena kontribusinya pada pendapatan domestik bruto (PDB) relatif kecil, hanya 5,54 persen.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (DisdagkopUKM) Kabupaten Tegal Suspriyanti, Senin (22/3) mengatakan, dinas yang dipimpinnya menggelar pelatihan peningkatan dan pengembangan jaringan usaha retail koperasi.
Pelatihan selama dua hari ini diikuti oleh sedikitnya 40 orang peserta dari perwakilan koperasi yang memiliki unit usaha penjualan barang retail. Dari sini, diharapkan koperasi mampu membangun jaringan bisnis dengan dunia usaha melalui pemanfaatan teknologi informasi.
"Saya berharap, koperasi retail di Kabupaten Tegal bisa menjadi mitra bisnis distributor barang kebutuhan pokok," katanya.
Dengan ini, tambah Suspriyanti, mata rantai pasok barang bisa dipangkas sehingga koperasi bisa menjualnya kembali ke anggota maupun konsumen dengan harga murah. Strategi pemasaran dan penjualannya bisa dilakukan secara daring, menyesuaikan perilaku belanja konsumen saat ini yang butuh cepat, mudah dalam transaksi pembayaran dan pengirimannya.
Dengan terjun ke dunia ekonomi digital, selain akan membuka lapangan kerja baru pada unit usaha retailnya juga akan memotivasi pengurus koperasi dalam meningkatkan value usaha dan inovasi model bisnisnya.
"Dengan bertemunya distributor, tenaga ahli pemasaran digital dan peserta dari koperasi pada sesi pelatihan kali ini maka harapan terjadinya transformasi di sektor usaha retail koperasi semakin menguat," tambahnya.
Sementara itu, Kabid
Koperasi DisdagkopUKM Kabupaten Tegal Erlin Trisnawati mengungkapkan, jumlah koperasi yang terdaftar sekitar 439 dan 33 persen di antaranya atau 147 koperasi memiliki usaha retail.
Rinciannya, 26 koperasi bergerak khusus di bidang retail dan selebihnya 121 koperasi memiliki unit usaha simpan pinjam dan retail.
Menurutnya, ini adalah jaringan potensial bagi para distributor, termasuk Perum Bulog dalam membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok di pasaran. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: