Korban Penyiraman Air Keras saat COD Alami Luka Bakar Sampai 30 Persen

Korban Penyiraman Air Keras saat COD Alami Luka Bakar Sampai 30 Persen

RM (16) warga Kecamatan Wanasari yang menjadi korban penyiraman air keras saat mengantar barang lewat Cash On Delivery (COD) mengalami luka bakar sampai 30 persen. Bahkan, penanganan siswi SMK swasta di Brebes itu melibatkan beberapa dokter spesialis RSUD Brebes. 

Direktur RSUD Brebes dr Rasipin mengatakan, saat ini korban telah mendapatkan perawatan di RSUD Brebes. Korban mengalami luka bakar di bagian wajah sebelah kanan, tangan dan paha. 

"Korban (RM) mengalami luka bakar mencapai 30 persen. Dengan derajat lukanya mencapai 2 sampai 3 yakni sudah sampai jaringan otot," ujarnya melalui sambungan telepon genggamnya, Jumat (19/3). 

Hari ini, lanjutnya, korban telah mengikuti tahapan operasi pengangkatan jaringan yang mati (debridement) kurang lebih selama 1,5 jam. Hal ini dikarenakan banyak jaringan yang mati karena sudah lama dirawat di rumah. 

"Tadi bersama tim bedah sudah melakukan operasi debridement. Dan kalau lukanya sudah mulai membaik, kita akan melakukan operasi penanaman kulit di bagian luka, sehingga akan tumbuh jaringan kulit yang baru," pungkasnya. 

Sebelumnya diberitakan, RM (16) salah seorang siswi SMK swasta di Kabupaten Brebes harus terbaring lemas setelah beberapa bulan lalu disiram air keras oleh orang tak dikenal. Kejadian pada Minggu (17/1) lalu itu terjadi saat korban hendak mengantar kosmetik ke pelanggan dengan sistem cash on delivery (COD). 

Dari pengakuan korban, dirinya masih sering merasakan rasa sakit. Sebagian anggota badan seperti kedua tangan, kedua paha, dan bagian pipi kanannya melepuh akibat siraman air keras. Kini, semua luka lepuhnya dibalut menggunakan kain kassa. 

Diceritakannya, sebelum kejadian itu, ada seseorang yang memesan barang jualannya dan mengajak COD di suatu tempat tidak jauh dari desanya. Namun, calon pembeli meminta COD dilakukan di tempat sepi. 

"Awalnya di sekitaran desa saja. Namun, calon pembeli minta COD di dekat Puskesmas Sidamulya. Saya ke sana, tapi tempatnya sepi. Saat itu jam setengah 9 malam. Akhirnya saya balik lagi ke arah pulang," ujarnya. 

Diungkapkan korban, saat perjalanan pulang ke rumah, dirinya diikuti oleh seseorang yang menggunakan sepeda motor. Tiba-tiba, pengendara sepeda motor itu menyiramkan air ke dirinya. Pelaku dua kali melakukan penyiraman ke korban. Pelaku penyiraman menggunakan helm, jaket, dan sarung tangan, sehingga tidak bisa dikenali. 

"Pelaku menggunakan helm dan jaket, sehingga saya tidak mengenalnya. Awal disiram (sebanyak dua kali) itu tidak merasakan sakit, namun saat di rumah baru terasa perih," tuturnya. 

Setelah kejadian tersebut, lanjutnya, muncul pesan berantai di akun Facebook milik korban. Pesan yang diduga dari pelaku penyiraman itu berisi pesan dengan kalimat 'dendam saya sudah terbalas'.  Saat ini, korban tidak bisa berbuat apa-apa di atas tempat tidurnya. Sudah lebih dari satu bulan ini dirinya hanya bisa terbaring. Ia pun mengandalkan kedua orangtua untuk mengurus dirinya. Ia tak melanjutkan pengobatan di rumah sakit lantaran terkendala biaya dan merasa sakit saat dipindahkan dari tempatnya. Sehingga, korban hanya menjalani perawatan di rumahnya. (ded/ima)

Sumber: